Suara Karya

PMI dan Palang Merah Myanmar Gelar Pelatihan Bersama

JAKARTA (Suara Karya): Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Palang Merah Myanmar menggelar pelatihan bersama di Bogor, Jawa Barat pada 9-11 Desember 2022.

“Lewat pelatihan ini, kami saling berbagi pengalaman dalam manajemen pengetahuan, inovasi dan pembelajaran baik untuk organisasi maupun layanan kemanusiaan,” kata Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said saat membuka acara bertajuk ‘Pelatihan Pertolongan Pertama dan Inklusi Gender’, Jumat (9/12/22).

Pelatihan juga menitikberatkan pada inklusi gender, menurut Sudirman Said, karena peran perempuan sangat penting dalam persoalan kemanusiaan, termasuk bencana dan konflik.

“Inklusi gender dalam membangun ketahanan sosial kemanusiaan adalah tanggung jawab semua bangsa,” ucapnya.

Alasannta, lanjut Sudirman Said, perempuan dalam membangun ketahanan tak hanya mementingkan keluarga sendiri, tetapi juga masyarakat. “Karena itu, perspektif perlindungan dan inklusi gender dibahas intens dalam pelatihan ini,” tuturnya.

Ditegaskan, palang merah di seluruh dunia terus bahu-membahu, mengulurkan bantuan dan pertolongan kemanusiaan ke semua titik lokasi bencana atau konflik.

“Prinsip fundamental itu membawa kita pada perspektif kolektif, bahwa hanya ada satu palang merah. Tidak peduli dari negara mana Anda berasal. Kami, Myanmar dan Indonesia ada di bawah payung satu palang merah,” ucapnya.

Sudirman menuturkan, PMI dan Palang Merah Myanmar memiliki mandat dan tanggung jawab yang sama untuk mendukung pemerintah dalam melakukan upaya bantuan kemanusiaan bagi korban bencana, konflik, serta pelayanan kesehatan.

“Saya percaya pelatihan ini akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman para peserta. Kita bisa belajar dari Myamnar untuk menjawab situasi yang menantang di lapangan,” ujarnya.

Pelatihan juga memberi kesempatan yang besar bagi peserta untuk memperluas jaringan. Tim PMI dan tim rumah sakit PMI akan belajar banyak dari pengalaman tim Palang Merah Myanmar.

“Kami memiliki 10 hukum kemanusiaan, termasuk didalamnya melindungi perempuan dan anak-anak. Kami paham, di mana pun di dunia, perempuan memainkan peran penting dalam melindungi keluarga, sebagai pilar utama pembangunan ketahanan di tingkat keluarga,” tutur Sudirman.

Menurut dia, PMI memiliki tujuh prinsip dasar sebagai panduan dalam segala bentuk kegiatannya. Yakni, kemanusiaan, kesetaraan, netralitas, kemandirian, sukarela, persatuan dan universalitas.

Untuk memperluas dan kesadaran manusia akan belajar mandiri, Unit Diklat PMI mengembangkan media pembelajaran berbasis digital berupa platform e-learning yang dapat diakses oleh masyarakat umum. (Tri Wahyuni)

Related posts