Suara Karya

Program Darmasiswa Kemdikbud Makin Diminati Mahasiswa Asing

JAKARTA (Suara Karya): Program Darmasiswa yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk mengenalkan Indonesia di mata dunia, kini makin diminati mahasiswa asing. Hal itu terlihat dari jumlah peserta Darmasiswa yang mencapai 679 orang dari 94 negara.

“Para mahasiswa asing ini diharapkan bisa menjadi “corong” atau duta tentang Indonesia,” kata Sekjen Kemdikbud, Didik usai acara pembekalan kepada peserta Darmasiswa, di Jakarta, Jumat (31/8) malam.

Pembekalan diberikan agar mahasiswa asing tak kaget dengan budaya dan tradisi di Indonesia. Sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman dan aman selama mengikuti program Darmasiswa.

“Mereka akan belajar sejumlah perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Bali. Tak hanya berkumpul di Pulau Jawa saja,” ujar Didik yang pada kesempatan itu didampingi Kepala Biro Program Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Kemdikbud Suharti.

Didik mengharapkan program Darmasiswa yang digagas sejak 1974 ini dapat terus menciptakan hubungan persahabatan antara Indonesia dan negara-negara sahabat. Hal itu berdampak pada perdamaian dan ketertiban dunia.

“Awalnya program Darmasiswa hanya diikuti sejumlah mahasiswa asing dari negara di Asia Tenggara. Lalu ada permintaan dari negara lain, hingga diputuskan untuk seleksi secara global,” kata Didik seraya menyebutkan jumlah alumni program Darmasiswa sebanyak 7.853 orang di 117 negara.

Menurut Didik, program Darmasiswa tetap menarik minat, meski pemerintah Indonesia hanya menanggung biaya pendidikan dan penginapan selama 1 tahun. Selain juga biaya hidup Rp2 juta per bulan per orang. “Jika kurang, sisanya ditanggung peserta,” ujarnya.

Ditambahkan, para mahasiswa asing umumnya mengambil program studi yang berhubungan dengan budaya, seni, bahasa dan kuliner Indonesia. Karena itu, selain mengikuti perkuliahan formal, mereka diharapkan juga bisa belajar dari lingkungan masyarakat sekitar.

“Para mahasiswa asing ini tinggal di rumah-rumah penduduk dekat kampusnya. Jadi mereka bisa belajar bahasa dan budaya dari tetangga. Biasanya terjadi hubungan timbal balik. Karena retangga juga belajar budaya dan bahasa dari mahasiswa asing tersebut,” tuturnya.

Didik mengaku bangga jika menemukan orang asing yang bermain gamelan atau menari tradisional dalam sebuah acara di luar negeri. Apalagi banyak dari mereka menyebut alumnus Darmasiswa.

“Awalnya mereka ikut Darmasiswa, lalu mereka kembali karena tertarik dengan budaya Indonesia,” kata Didik menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts