
JAKARTA (Suara Karya): Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bersama segenap elemen bangsa mendeklarasikan ruang politik sehat untuk Pemilu 2024.
Pertemuan yang diinisiasi Ketua Umum ILUNI UI, Didit Ratam itu mendorong terciptanya ruang politik yang mengedepankan asas keadilan dan kebebasan berpendapat untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.
Melalui gerakan ini, ILUNI UI ikut mengundang Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, timses dari ketiga pasangan Capres, ILUNI Fakultas/Wilayah/Chapter, Jejaring Alumni UI lintas partai politik, dan organisasi nonpartisan yang memiliki perhatian pada demokrasi dan kepemimpinan.
“Kami berharap seluruh elemen bangsa menjadi penggerak terbangunnya ruang sosial politik yang sehat, berkeadilan dan menghargai kebebasan berpendapat,” kata Didit dalam konferensi pers yang digelar secara hibrida dari Sekretariat ILUNI UI di Kampus UI Salemba, Jakarta, Kamis (16/11/23).
Upaya itu dilakukan karena Pemilu 2024 merupakan satu babak dari perjalanan bangsa Indonesia yang panjang, dimana seluruh elemen masyarakat terbukti mampu menjaga kerukunan.
Didit menjelaskan, Ruang Politik Sehat menitikberatkan pada upaya-upaya bersama untuk meningkatkan literasi politik yang mencerdaskan bangsa, melindungi keselamatan seluruh bangsa, dan dapat diupayakan oleh siapa saja.
“Demokrasi yang maju membangun ruang yang luas terhadap inklusivitas yang membawa semangat persatuan,” ucapnya menegaskan.
Selain itu, pemanfaatan kemajuan teknologi seperti artifisial intelejen (AI) dan media sosial dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya generasi muda. Ia mencontohkan website yang dikembangkan Sabrang ‘Noe’ bernama Pemimpintar.
Salam menyambut pemilu 2024, ILUNI UI siap menjadi wadah bersinergi dan berkolaborasi untuk memberi kontribusi yang nyata kepada masyarakat.
“Pintu ILUNI UI selalu terbuka dan siap mendengar pikiran dan gagasan terbaik dari siapapun, sehingga tercipta kolaborasi untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan untuk cita-cita kesejahteraan Indonesia,” pungkas Didit.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ILUNI UI Ahmad Fitrianto menekankan, esensi dari pemilu adalah adu gagasan dan kemampuan eksekusi, yang diselenggarakan dengan menjunjung asas free dan fair, menghindari kecurangan, menolak politik uang, tanpa intimidasi kepada semua elemen, menghargai hak asasi manusia, serta mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Ahmad juga menyoroti berbagai kasus yang berpotensi mencederai proses demokrasi ke depan. Salah satunya kasus yang menimpa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI belakangan ini.
“Upaya pelemahan demokrasi seperti intimidasi terhadap pendapat kritis masyarakat, yang akhir-akhir ini dialami Ketua BEM UI Melki Sedek Huang harus kita tolak. Negara harus mampu menjamin keselamatan segenap bangsa Indonesia dalam kondisi apapun,” ucapnya.
ILUNI UI juga akan berkolaborasi dan berperan aktif menjadi organisasi pemantau pemilu yang mengupayakan edukasi, advokasi, dan observasi atas rangkaian proses demokrasi 2024.
Salah satu program edukasi yang telah dijalankan adalah Political Career Preparation untuk membekali para alumni UI yang menjadi peserta pemilihan anggota legislatif.
“ILUNI UI akan membangun kanal khusus untuk melaporkan segala bentuk kecurangan. Sehingga tercipta ruang politik yang sehat agar menghasilkan pemimpin yang bermartabat dan kualitas demokrasi di Indonesia semakin meningkat.
Hadir dalam konferensi pers, sekaligus penyampaian deklarasi Ruang Politik Sehat ILUNI UI, antara lain perwakilan dari KPU dan Bawaslu, timses Anies-Cak Imin, timses Prabowo-Gibran, dan timses Ganjar-Mahfud MD.
Selain itu hadir juga para alumni UI dari berbagai partai politik seperti Herzaky Mahendra Putra dari Partai Demokrat, Faldo Maldini dari PSI, serta para public figure yang juga calon anggota legislatif seperti Once Mekel.
Tak ketinggalan perwakilan organisasi nonpartisan yang juga tokoh masyarakat seperti Sabrang “Noe” dari Pemimpintar dan Habib Ja’far.
Dalam deklarasi, ada 5 poin dalam menciptakan ruang politik sehat. Pertama, menjunjung tinggi nilai universalitas dan hak asasi manusia yang melindungi keselamatan segenap bangsa Indonesia.
Kedua, mengedepankan asas keadilan dan kebebasan berpendapat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara yang maju dengan mengutamakan persatuan.
Ketiga, mendukung pemanfaatan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.
Keempat, menolak upaya pelemahan demokrasi berupa; intervensi hukum, segala bentuk kecurangan dan praktik politik uang, intimidasi terhadap seluruh elemen masyarakat termasuk pers.
Kelima, membangun seluas-luasnya inklusifitas dan partisipasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. (Tri Wahyuni)