JAKARTA (Suara Karya): Direktur Sekolah Dasar (SD), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Muhammad Hasbi meminta satuan pendidikan SD menerapkan tiga target perubahan di tahun ajaran baru.
Tiga target itu adalah menghilangkan tes calistung (membaca, menulis dan berhitung) dalam penerimaan siswa baru, menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan.
“Tiga target perubahan itu merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, yang diluncurkan pada akhir Maret 2023 lalu,” kata Hasbi dalam webinar bertajuk ‘Silaturahmi Merdeka Belajar’ melaui kanal YouTube Kemendikbud RI, Kamis (6/4/23).
Pernyataan itu ditegaskan Hasbi guna meluruskan miskonsepsi di masyarakat tentang kemampuan calistung pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan dasar kelas awal.
“Kebijakan itu mendorong kesadaran bersama akan pentingnya membangun fondasi pada anak secara bertahap, agar manfaat baik dari pembelajaran bisa tercapai,” tuturnya.
Hasbi juga meminta Guru untuk melakukan strategi pembelajaran yang aktif, eksploratif, interaksi positif dan menyenangkan. Selain juga menerapkan asesmen baik secara lisan atau tertulis untuk menghindari stress yang berlebihan pada anak.
“Yang tak kalah penting adalah melaporkan perkembangan anak kepada orang tua atau wali sehingga tercipta komunikasi antara sekolah dengan keluarga,” ucapnya.
Ditambahkan, satuan pendidikan dapat mengambil peran dalam menyukseskan program Merdeka Belajar Episode ke-24 dengan cara memberi booklet informatif kepada semua ekosistem pendidikan.
Satuan pendidikan juga dapat menggunakan alat bantu yang diberikan Kemdikbudristek dan melaporkan semua perubahan yang terjadi di satuan pendidikan melalui aksi nyata di Platform Merdeka Mengajar.
“Mari dukung kebijakan ini. Jangan rampas hak anak kita untuk mendapat kemampuan fondasi mulai dari jenjang PAUD sampai SD kelas awal,” kata Hasbi.
Kepala SD Prof Dr Moestopo, Bandung, Masniari P Pakpahan, dalam kesempatan yang sama mengatakan, penerapan praktik baik oleh guru kepada siswa diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dan memiliki keingintahuan yang tinggi.
“Sejak didirikan Lailah Moestopo, sekolah dasar ini tak menerapkan tes calistung dalam penerimaan siswa baru. Kami fokus pada pendidikan yang sesuai usia anak, terutama pada sikap atau attitude, pengetahuan, keterampilan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Sekolah Kembang (PAUD dan SD), Lestia Prima dalam webinar mengungkapkan strategi dalam masa perkenalan peserta didik baru di Sekolah Kembang.
Salah satunya menciptakan komunikasi intens antara siswa dan calon siswa, kemudian guru dan para orang tua calon siswa Sekolah Kembang.
“Sebelum menjadi siswa Sekolah Kembang, para calon siswa dikenalkan lebih dulu dengan lingkungan sekolah serta calon kakak kelasnya. Kami buat pertemuan guru dengan orang tua calon siswa agar bisa saling mengenal,” ujar Lestia.
Ketua Yayasan Sekolah Bukit Aksara dan Pendiri Sinau Teacher Training, Yuliati Siantajani menegaskan,guru seharusnya sadar bahwa siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dengan siswa di masa lalu.
Karena itu, menurut Yuliati, guru harus melakukan perubahan dalam pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan perasaan senang.
“Lewat perubahan mindset, guru dengan sendirinya akan berubah dalam melakukan pembelajaran,” katanya. (Tri Wahyuni)