Sekda Banten, Minta Polisi Tangkap Penyebar Rekaman Hoax

0
Gambar ilustrasi (Foto Istimewa)

SERANG (Suara Karya) : Pejabat sekda Banten Ino S Rawita, meminta polisi menangkap penyebar rekaman hoax yang sudah beredar di kalangan wartawan sejak Rabu (2/1) siang. Hal tersebut, dipandang oleh sekda Banten tersebut, sebagai penyebar fitnah yang akan menggangu ketentraman masyarakat.

“wah itu Hoax. suruh tangkap aja oleh polisi sampai dapat,” kata Ino dalam pesan Whatsapp, yang diterima Suara Karya Rabu (2/1), saat di konfirmasi berkaitan dengan rekaman suara yang sudah beredar di kalangan wartawan tersebut.

Sebelumnya pihak Kominfo Banten, juga memberi keterangan singkat serupa,  bahwa rekaman yang beredar tersebut adalah Hoax. “Hati2 terhadap rekaman pembicaraan yang mengatasnamakan Sekda Prov Banten, tentang  informasi akan adanya gempa dan tsunami…Itu HOAX…!!!!,” tulis seorang staf Kominfo Banten yang diterima Suara Karya.

Ini lah isi suara rekaman yang beredar di kalangan wartawan tersebut :

Bunyi rekamannya sebagai berikut : Assalammualakum saudara-saudaraku ini Andrey, aku baru saja dapat kabar dari sekda provinsi, beliau baru dapat data resmi dari BMKG yang memperkirakan kalo gunung krakatau itu akan ada letusan, yang akan mengakibatkan gempa dalam waktu dekat.

Belum tau apa hari ini atau dalam beberapa hari atau beberapa minggu kedepan. Besarnya gempa itu,  di atas lapan skala richter (SR). Yang perlu diingat, bahwa gempa di Liwa dulu itu, enam setengah-nah ini di atas lapan.

Artinya keluarga-keluarga kita dekat di sekitaran pantai  mohon diingatkan, karena sekarang ini sekda sudah memerintahkan intansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana, untuk menentukan titik-titik kordinat, titik penyelamatan. Jadi minta tolong untuk disampaikan kepada keluarga-keluarga kita yang ada di bawah.

Kalo diatas lapan, itu mungkin  kalo dulu 6,5 liwa hancur,  mungkin kalo diatas lapan mungkin metro  ada yang retak-retak mungkin bangunan. Jadi mohon ditindak lanjuti karena ini bukan hoax tapi data resmi mudah-mudahan perkiraannya salah, tapi perkiraannya BMKG. Informasinya dari sekda Banten. (Wisnu)