JAKARTA (Suara Karya): Sekolah Global Sevilla Pulomas mendukung program vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun. Tercatat ada sekitar 175 siswa mendapat vaksinasi covid-19.
“Lewat program vaksinasi ini, kami ingin lebih banyak orangtua yang mengizinkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Dan waktu pembelajaran di sekolah juga bisa lebih lama,” kata Kepala Sekolah Global Sevilla Pulomas, Purborini Sulistiyo, di Jakarta, Rabu (15/12/21).
Selama ini, proses pembelajaran di Sekolah Global Sevilla mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah, yaitu secara hybrid, dengan kuota tatap muka sebanyak 50 persen.
“Dengan vaksinasi ini, kami harap orangtua bisa lebih percaya, karena anak-anak sudah terproteksi,” ucap Rini menegaskan.
Seperti diberitakan, Pemerintah saat ini tengah menjalankan program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.Vaksinasi dilakukan secara bertahap, yang dimulai dari provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria vaksinasi dosis satu di atas 70 persen.
Pelaksanaan vaksinasi anak sesuai dengan Instruksi Presiden, yang diturunkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bagi anak usia 6-11 tahun. Adapun target vaksinasi sebanyak 26,8 juta anak, berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020.
Meski demikian, Rini menjelaskan, pihaknya telah memiliki sistem belajar yang mumpuni. Dengan demikian, dipastikan semua siswanya tidak mengalami ‘learning loss’.
“Kalau dari sisi akademis kita tidak terlalu tertinggal jauh, karena semua kriteria ketuntasan itu kita penuhi. Tapi yang kita rasakan ada di sisi sosialnya,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut Rini, pendidikan itu sejatinya bukan semata tentang akademis, tapi juga karakter dan kehidupan sosial.
“Siswa bisa berinteraksi secara online, tapi biar bagaimana pun interaksi sosial tatap muka tidak akan bisa tergantikan,” kata Rini menandaskan.
Karena itu, ke depan, setelah program vaksinasi anak, sekolah diperkenankan untuk lebih luas menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
“Semoga dengan vaksinasi yang lebih massal ini, kita bisa lebih banyak bolehnya. Sekarang masih 50 persen, setidaknya Januari tahun depan kita boleh 75 persen,” kata Rini berharap. (Tri Wahyuni)