Suara Karya

Sinergi Pusdatin, BLPT dan Disdik Menuju Transformasi Digital Pendidikan

JAKARTA (Suara Karya): Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) dan Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) bersinergi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) di 34 provinsi untuk menyukseskan transformasi digital pendidikan di Indonesia.

“Sinergi itu, salah satunya pada pemanfaatan platform teknologi di daerah,” kata Kepala Pusdatin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), M Hasan Chabibie dalam rapat koordinasi dengan BLPT dan wakil Disdik 34 Provinsi, di Jakarta, Senin (13/3/23).

Sekadar informasi, BLPT adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kemdikbudristek yang bertugas memberi layanan pemanfaatan platform teknologi pendidikan. Lembaga itu dibentuk berdasarkan Permendikbudristek Nomor 49 Tahun 2022.

“Satu dari 10 strategi utama dalam implementasi Merdeka Belajar adalah membangun platform pendidikan nasional berbasis teknologi. Itulah yang menjadi dasar pertemuan kali ini,” ujar Hasan Chabibie.

Dijelaskan, penggunaan platform teknologi pendidikan oleh pemerintah daerah menjadi penting, karena memungkinkan dinas pendidikan dan pemerintah pusat mengatur, mengelola dan mengevaluasi penggunaan sumber daya sekolah secara efisien.

“Platform teknologi itu juga memberi banyak kemudahan dalam pengembangan dan penyediaan materi pembelajaran, komunikasi antara siswa dan guru, serta aksesibilitas yang lebih luas bagi pendidik dan pelajar,” tuturnya.

Disebutkan platform teknologi itu, antara lain Rumah Belajar yang berisi konten pembelajaran bagi siswa SD, SMP dan SMA; Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang menjadi ‘teman’ bagi guru penggerak dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

Selain itu ada platform Sumber Daya Sekolah (SDS) yang terdiri dari aplikasi SIPLah, ARKAS dan TanyaBOS. Platform tersebut fokus pada efisiensi penggunaan sumber daya sekolah, termasuk pengelolaan anggaran.

Sedangkan Platform Rapor Pendidikan (PRP) yang berbasis data menyajikan hasil asesmen nasional dan data lain seputar capaian hasil belajar satuan pendidikan dalam suatu tampilan terintegrasi.

“Kami juga punya Hi-Edu, platform yang menyasar pengguna dari kalangan pendidikan tinggi. Platform itu gyba mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri, serta mendukung seluruh program Kampus Merdeka.

Ditanya soal penggunaan platform teknologi itu, Hasan Chabibie menyebut, Merdeka Mengajar itu digunakan sekitar 2,6 juta orang di seluruh Indonesia. Begitu pun akun belajar.id. Akun tersebut dimiliki 3,6 juta atau hampir 80 persen guru di Indonesia.

“Dilihat dari jumlah pengunaan, hal itu membuktikan publik menggunakan layanan tersebut,” ucap Hasan Chabibie menegaskan.

Kepala BLPT, Wibowo Mukti dalam sambutannya meminta dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, guna mempercepat distribusi dan pemanfaatan platform secara luas.

“BLPT akan berkoordinasi dengan seluruh UPT di daerah yang membidangi Teknologi Informasi, Komunikasi dan Pendidikan, agar tugas dapat terlaksana dengan cepat dan efisien,” katanya. (Tri Wahyuni)

Related posts