Suara Karya

Sinergitas OASE dan Kemenkop dalam Program Kampung Sejahtera

JAKARTA (Suara Karya): Anggota OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja, Bintang Puspayoga melakukan kunjungan kerja ke Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (18/10/2018).

Dalam keterangan tertulis yang diterima suarakarya.co.id, Sabtu (20/10/2018), menyatakan bahwa kunjungan Bintang Puspayoga di daerah itu, dalam rangka meresmikan pembukaan Program Kampung Sejahtera yang merupakan sinergi program antara OASE dengan Kementerian Koperasi dan UKM.

Ikut dalam kunker tersebut, Ketua Dekranasda Kaltara Rita Ratina Irianto, Asdep Pengembangan Peran Serta Masyarakat Kemenkop dan UKM Haryanto, Asdep Organisasi Badan Hukum Koperasi Retno Endang Prihantini, Asdep Permodalan Luhur Pradjarto, dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan KUMKM Kaltara Hartono. Tiba di Krayan Bintang Puspayoga bersama rombongan disambut dengan tarian adat.

Selanjutnya rombongan langsung menuju gedung BPU Krayan untuk memulai pembukaan kegiatan Sinergitas Kemenkop dan UKM dengan OASE yang melibatkan 130 peserta dari pelaku koperasi dan UKM, dinas yang membidangi KUKM, maupun Camat, Kapolsek, Koramil, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemuka agama setempat.

Program Kampung Sejahtera sejalan dengan Nawa Cita ke-3 Presiden Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Program ini sebelumnya sudah dibuka di Desa Kohod Kabupaten Tangerang, Banten tahun 2017 dan Desa Barada dan Alas Selatan Kabupaten Malaka, NTT pada awal tahun 2018.

“Pemilihan lokasi ini didasarkan atas daerah yang dipilih sektor ekonominya masih tertinggal, serta masuk dalam kategori desa miskin sehingga perlu dikembangkan menjadi desa sejahtera,” kata Bintang Puspayoga dalam sambutannya.

Melalui Program Kampung Sejahtera ini Kemenkop UKM melakukan pemberdayaan masyarakat melalui penumbuhan dan penguatan kelembagaan koperasi berupa kegiatan sosialisasi dan pelatihan perkoperasian yang nantinya diikuti dengan fasilitasi akta notaris bagi kelompok-kelompok masyarakat yang ingin berkoperasi.

Dalam rangka pengembangan usaha UMKM dan jiwa kewirausahaan Kemenkop UKM memberikan pelatihan vocational membatik, pelatihan vocational anyaman dan pewarna alam, serta pelatihan pengolahan makanan berbahan nanas dan singkong. Dalam hal penguatan pemasaran dan peningkatan produk KUMKM, Kemenkop dan UKM melakukan pendampingan dan fasilitasi hak cipta dan hak merek.

“Ke depan, OASE tetap menggandeng Kementerian Koperasi dan UKM, serta instansi lain untuk membantu masyarakat Krayan agar mampu memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki, sehingga dapat lepas dari ketertinggalannya dan menjadi beranda depan bangsa Indonesia yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat,” ujar istri Menkop dan UKM itu.

Kegiatan pelatihan sendiri diadakan di beberapa titik yang berbeda, yaitu untuk pelatihan vocational membatik (30 peserta) di gedung BPU Krayan, pelatihan vocational kerajinan anyaman dan pewarna alam (30 peserta) di Aula Kantor Desa Long Bawan, pelatihan perkoperasian (30 peserta) di Hotel Ganesha, serta pelatihan kewirausahaan pengolahan makanan berbahan nanas dan singkong di Aula Kantor Camat Krayan.

Haryanto menjelaskan tujuan diadakan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan UMKM untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai tambah, sehingga dapat memperluas jangkauan pemasarannya melalui pendampingan dan fasilitasi hak cipta dan hak merek. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota koperasi dan UMKM.

“Selain itu, untuk menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan, maupun mencetak kader-kader wirausaha baru di Krayan ini,” papar Haryanto.

Krayan berbatasan dengan Serawak, Malaysia yang terkenal akan keindahan dan kesubururan alamnya, keunikan budayanya, serta keramahtamahan masyarakatnya. Daerah ini memiliki potensi utama, yakni pertanian, perkebuban, dan pariwisata yang diharapkan akan mampu menggerakan ekonomi masyarakat.

Pada sektor pertanian, Krayan memiliki beras Adan dengan keunggulan kompetitif, yaitu ditanam secara tradisional berdasarkan kearifan lokal. Di sektor pariwisata Krayan memiliki potensi ekowisata pertanian organik, wisata budaya, wisata buah, dan wisata garam.

Di sisi lain, suatu hal yang membanggakan, Krayan memiliki produk kerajinan anyaman bambu dan rotan yang sudah dipasarkan sampai ke luar negeri.

Namun, Rita Ratina mengakui potensi tersebut belum dikembangkan optimal. Alasannya antara lain masih rendahnya kapasitas SDM utamanya dalam menciptakan usaha kreatif, akses permodalan dan pasar yang masih sangat terbatas, maupun banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme pengelolaan dan pemanfaatan akses permodalan dan pasar dimaksud.

“Harapan kami semoga dengan pelaksanaan pelatihan ini desa-desa di Krayan ini mampu membangun beranda depan di perbatasan negara Indonesia dan menumbuhkan pusat-pusat perekonomian baru di perbatasan,” kata Rita yang juga istri Gubernur Kaltara itu. (Gan)

Related posts