
JAKARTA (Suara Karya): Indonesia tahun ini mendapat kuota haji sebesar 100.051 jemaah. Besaran kuota haji reguler dan khusus itu sudah ditentukan sejak awal oleh Pemerintah Arab Saudi.
“Pemberian kuota haji tahun ini tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, lewat penandatangan MoU antar dua negara yaitu Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dan Menteri Agama RI. Sekarang diberikan langsung oleh Pemerintah Arab Saudi melalui e-Haj,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief di Jakarta, Rabu (4/5/22).
Karena itu, lanjut Hilman, penentuan kuota pada pelaksanaan ibadah haji 1443 H/2022 M bersifat mandatori atau ‘given’ dari Pemerintah Arab Saudi. Sehingga, tak ada ruang negosiasi dalam penentuan kuota, sebagaimana gelaran tahun-tahun sebelumnya.
“Pembagian kuota haji reguler dan khusus mengikuti aturan Pemerintah Arab Saudi. Secara sistem, melalui e-Haj, Pemerintah Arab Saudi memberi Indonesia kuota sebanyak 92.825 jemaah haji reguler dan 7.226 jemaah haji khusus,” ucap Hilman.
Dalam suasana pandemi, penetapan kuota haji oleh Kerajaan Arab Saudi itu baru diterbitkan pada pertengahan April. Secara waktu, informasi kepastian kuota haji tahun ini sudah sangat mepet, karena biasanya pembahasan MoU dilakukan sejak Desember tahun sebelumnya.
Hilman menilai, Saudi mendasarkan penetapannya pada data prosentase jemaah Indonesia tahun sebelumnya yang memang tidak persis 8 persen.
Kuota jamaah yang ditetapkan Saudi tahun ini juga lebih sedikit dari asumsi kuota yang dibahas bersama Kemenag dan DPR saat melakukan pembahasan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) pada pertengahan April lalu.
“Namun kami tetap mensyukuri, tahun ini ada jemaah haji Indonesia yang bisa berangkat ke tanah suci untuk ibadah haji,” tutur Hilman.
Seiring waktu yang semakin mepet, Kemenag saat ini fokus pada persiapan layanan untuk jemaah haji Indonesia di dalam dan luar negeri. “Komunikasi dan koordinasi dengan mitra di luar negeri terus berlanjut, baik dengan muassasah, syarikah maupun pemerintah di Saudi, sembari kita mematangkan persiapan layanan jemaah Indonesia,” ucapnya.
Hilman berharap kondisi segera normal sehingga tahun depan kuota haji juga kembali normal, baik reguler maupun haji khusus. (Tri Wahyuni)