Siswa Indonesia Raih 4 Medali pada Olimpiade Kimia di Perancis

0
?

JAKARTA (Suara Karya): Siswa Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi internasional Olimpiade Kimia (International Chemistry Olympiad/IChO) ke-51 di Paris, Perancis pada 21-30 Juli 2019. Mereka berhasil meraih 2 medali perak dan 2 perunggu.

“Meski belum berhasil meraih medali emas, perjuangan para siswa dalam berkompetisi harus dihargai. Karena semua siswa yang berangkat, masing-masing raih 1 medali,” kata Kasubdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Juandanilsyah saat menyambut kedatangan para juara di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (31/7/2019).

Dua siswa peraih medali perak adalah yl Bakuh Danang Setyo Budi dari SMA Semesta BBS Semarang peraih medali perak dan Winston Cahya dari SMAK Petra 2 Surabaya. Sedangkan peraih medali perunggu adalah Jessica Marry Listijo dari SMAK BPK Penabur Gading Serpong dan Bayu Dwi Putra dari SMAN 2 Tangerang Selatan, Banten.

Kompetisi IChO ke-51ini diikuti sekitar 300 siswa dari 80 negara dan 6 negara lainnya sebagai observer (tanpa siswa). Keenam negara itu adalah Bangladesh, Mesir, Mali, Oman, Srilanka, Trinidad dan Tobago. Setiap negara hanya boleh mengirim wakil maksimal 4 orang siswa.

“Kami senang karena dari 4 siswa yang dikirim semua mendapat medali, meski belum yang tertinggi yaitu emas. Kami harap, prestasi siswa Indonesia di masa depan lebih bagus lagi,” ujarnya.

Dijelaskan, kompetisi bergengsi di bidang kimia ini menguji kemampuan peserta olimpiade kimia dalam penguasaan teori kimia dan keterampilan praktikal di laboratorium. Untuk itu meraih target itu, siswa mendapat pelatihan dari para pengajar FMIPA ITB (Institut Teknologi Bandung dan Departemen Kimia-FMIPA Universitas Indonesia (UI).

Seperti dikemukakan Ketua Tim Olimpiade Kimia Indonesia, Riwandi Sihombing, program pelatihan selama 8 minggu yang dilakukan tim pengajar, disesuaikan dengan materi dalam silabus ICHo serta silabus teori dan praktek yang disusun oleh steering committe ICHo ke-51.

“Sebagian besar materi itu belum, bahkan tidak pernah diberikan di tingkat SMA di Indonesia,” ujarnya.

Bakuh Danang Setyo Budi, peraih medali perak itu mengaku kesulitan saat mengerjakan bidang teori, dibanding praktikum. Hal itu juga berlaku pada siswa lainnya dalam tim. “Ini masukan untuk para pengajar di pelatihan. Tolong materi seputar teori diperbanyak. Semua peserta kesulitan dalam mengerjakan soal teori,” ucapnya.

Danang yang tahun ini mulai kuliah di Institut Teknologi Bandung itu mengatakan, pemenang di ICHo ke-51 di Perancis masih dikuasai oleh tiga negara yaitu Jepang, Rusia dan Korea. Meski tak tahu secara rinci perolehan emas dari tiga negara tersebut, namun siswa dari tiga negara itulah yang sering naik panggung. (Tri Wahyuni)