Suara Karya

Stafsus Presiden Fadjroel Rachman: Kerja Sama Pentahelix Untuk Atasi Pandemi

Staf Khusus Presiden Fadjroel Rachman. (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

JAKARTA (Suara Karya): Salah satu tantangan dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19 adalah adanya misinformasi dan disinformasi yang membuat masyarakat memperoleh informasi yang tidak benar mengenai COVID-19, terutama terkait vaksinasi.

Untuk itu, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Komunikasi dan Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman mengajak semua seluruh pihak untuk memerangi misinformasi dan disinformasi tersebut.

“Yang kita hadapi soal misinformasi atau disinformasi. Ini yang kami minta bantuan supaya bisa kita atasi secara bersama-sama,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “Vaksin COVID-19; Tantangan dan Harapan” yang digelar Kawan Vaksin dan HMI Cabang Sanana, Maluku Utara, Jumat (29/01/2021).

Tantangan kedua adalah dimensi keagamaan, yang terlihat dari masih adanya sebagian masyarakat yang mempermasalahkan kehalalan vaksin COVID-19.

Fadjroel menegaskan vaksin yang dipergunakan dalam program vaksinasi saat ini telah memperoleh fatwa suci dan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Mudah-mudahan semua Ibu-Bapak yang menghadiri acara webinar hari ini termasuk juga para tokoh-tokoh agama bisa menyampaikan kepada masyarakat bahwa tidak perlu ragu lagi terhadap vaksin yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Istana Merdeka, Jakarta pada tanggal 13 Januari dan 27 Januari kemarin,” pintanya, seperti dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

Tantangan ketiga adalah dimensi pengetahuan, terutama berkaitan dengan keamanan dan efektivitas.

“BPOM sudah mengeluarkan emergency use authorization, vaksin COVID-19 yang digunakan Presiden Joko Widodo itu aman dan efektif,” tegasnya.

Ketiga tantangan tersebut, ujar Fadjroel, dapat dihadapi melalui kerja sama pentahelix yang melibatkan seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai ke tingkat paling bawah di RT dan RW, perguruan tinggi, akademisi, media massa, dunia usaha, hingga komunitas masyarakat.

Kerja sama pentahelix tersebut, imbuhnya, juga sangat menentukan keberhasilan tiga strategi yang dijalankan Pemerintah dalam menangani COVID-19, yaitu penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak & menghindari kerumunan, dan mencuci tangan); program vaksinasi; dan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment).

“Sekali lagi, mengutip Presiden Joko Widodo, tidak mungkin kita menyelesaikan ini sendirian. Tanggung jawab kita bersama untuk 270,20 juta masyarakat Indonesia harus bersama-sama bekerja sama untuk menghadapi COVID-19 ini sehingga kita juga bersama masyarakat dunia berperang melawan COVID-19,” tandas Fadjroel. (Pramuji)

Related posts