StuNed Lahirkan 4.619 Alumni dari Berbagai Universitas di Belanda

0

JAKARTA (Suara Karya): Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijil, menyatakan pihaknya berkomitmen membantu pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah di Belanda melalui program StuNed. Sejak diluncurkan pada tahun 2.000, StuNed telah melahirkan 4.619 alumni dari berbagai universitas di Belanda.

Saat ini lanjut Peter, pada perayaan 20 tahun StuNed dari berbagai angkatan turut hadir meramaikan acara yang diselenggarakan di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

“Lebih dari 300 alumni program StuNed menghadiri acara ini. Mereka terlihat tampak antusias mengikuti perayaan itu dan berbagi cerita dengan sesama alumni,” kata Peter.

Dikatakan Peter,  StuNed telah membantu para pelajar Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, membantu mengembangkan pemimpin masa depan dan stakeholder di Indonesia.

Diungkapkannya, pada perayaan itu Nuffic Neso Indonesia sebagai bagian dari program StuNed mencoba menyoroti berbagai pencapaian dan dampak yang dihasilkan dari 20 tahun program StuNed di Indonesia.

Untuk diketahui, Studeren in Nederland atau StuNed, adalah program beasiswa penuh, komponen yang telah lama ada di jantung hubungan bilateral antara Indonesia dan Belanda.

Sejak tahun 2000, program ini didanai oleh Kementerian Perdagangan Luar Negeri Belanda dan Kerja Sama Pembangunan melalui Kedutaan Besar Kerajaan Belanda (EKN) di Jakarta dan dilaksanakan oleh Nuffic Neso Indonesia, perwakilan luar negeri dari Organisasi Belanda untuk Internasionalisasi Pendidikan di Belanda (Nuffic).

Brechtje Klandermans, Wakil Kepala Departemen Politik Kedubes Belanda menjelaskan selama 20 tahun terakhir, StuNed telah mendukung dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia di berbagai bidang strategis, termasuk pertanian, iklim investasi, pengelolaan dan keamanan air, dan supremasi hukum.

“Ini menempatkan StuNed sebagai salah satu beasiswa paling terkemuka di antara berbagai program beasiswa yang tersedia untuk warga negara Indonesia,” ujarnya. (Andara Yuni)