Survei IPI: PGP Berhasil Tingkatkan Kemampuan Inovasi Guru

0

JAKARTA (Suara Karya): Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada akhir 2021 menunjukkan, Program Guru Penggerak (PGP) berhasil meningkatkan kemampuan inovasi guru.

“Dari 983 responden, ada 99,9 persen guru menilai PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru untuk berinovasi,” kata Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek, Praptono dalam webinar bertajuk ‘Silaturahmi Merdeka Belajar’, Kamis (20/1/22).

Praptono menjelaskan, Program Merdeka Belajar mendukung para guru untuk merdeka mengajar, sedankan para murid merdeka dalam belajar. “Kami ajak para guru hebat Indonesia untuk mengambil bahian dalam transformasi pendidikan lewat PGP,” ucapnya.

Sejak awal, Praptono mengakui, respons para guru Indonesia terhadap PGP tumbuh dengan baik. Pada PGP angkatan 5 ini, pihaknya hanya merekrut 8 ribu Calon Guru Penggerak. Proses seleksi dilakukan pada lebih dari 100 ribu peserta dari 160 kabupaten/kota.

“Mudah-mudahan tren positif ini bisa kita jagan sehingga makin banyak guru di Indonesia menjadi agen perubahan. Jika gurunya hebat, kepala sekolahnya hebat, maka pembelajarannya akan semakin baik,” tuturnya.

Peneliti Senior Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil mengatakan, survei menemukan para responden merasakan beragam manfaat program baik secara individu dan sekolah, serta efektif meningkatkan kapasitas kepemimpinan.

Adam melanjutkan, aspek administrasi dan sistem informasi PGP secara umum dinilai sudah baik. Hampir semua responden setuju atau sangat setuju, jika informasi seputar Guru Penggerak mudah diperoleh dan dipahami, sistem pendaftaran dan seleksi yang mudah dilakukan, persyaratan bagi pendaftar mengakomodasi minat pendaftar, dan durasi pendidikan yang sesuai.

Platform Guru Belajar dan Berbagi juga sangat bermanfaat dan memudahkan kolaborasi menggelar pembelajaran. Sebanyak 68,5 persen responden sangat setuju dan 31,4 persen setuju PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi.

Sebanyak 68,3 persen sangat setuju dan 31,5 persen responden setuju Guru Penggerak berdampak baik bagi diri pribadi, murid dan sekolah.

Sebanyak 61,4 persen responden setuju dan 38,1 persen sangat setuju, PGP sukses menghasilkan pemimpin pembelajaran yang berpola pikir Merdeka Belajar dan berpihak pada murid. Sebanyak 57 persen responden sangat setuju dan 42,8 persen setuju, para Calon Guru Penggerak berhasil menularkan praktik baik yang dipelajari selama mengikuti PGP kepada guru-guru lainnya.

“Para guru menyambut penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rata-rata di atas 44 persen mengaku, penyederhanaan RPP berdampak baik bagi para guru. Mereka menilai penyederhanaan RPP mengurangi beban administrasi dan memberi keleluasaan, sehingga mereka lebih inovatif menyusun materi ajar,” tutur Adam.

Wadah digital interaksi dan inovasi guru Kemdikbudristek, yaitu gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id, juga ditanggapi positif. Platform itu dinilai bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para guru dan bisa menjadi ruang untuk berbagi.

“Platformnya juga mudah digunakan dan konten yang ada sesuai kebutuhan. Ada 53,2 persen responden sangat setuju dan 45,3 persen setuju bahwa platform ini bermanfaat bagi para guru,” tuturnya.

Adam menyarankan Kemdikbudristek terus konsisten meningkatkan kapasitas guru, seiring meningkatkan antusiasme guru besar. “Kombinasi program-program ini sudah cukup komplet dan harus terus dijaga mutunya, sehingga guru cepat beradaptasi terhadap perubahan,” katanya.

Salah satu peserta program, Guru SMA Negeri 2 Ambon, Sonya Elly, sepakat atas hasil survei tersebut. Ia mengatakan, PGP telah mengubahnya menjadi lebih baik. “Poal pikir saya sekarang berubah, jadi lebih optimis melihat tantangan. Cara saya mengambil keputusan pun berubah,” ujar Sonya.

Ditambahkan, Sonya mengaku kini punya gambaran pembelajaran yang ingin ia sampaikan kepada anak didiknya. “Saya bertanggung jawab atas pendidikan anak didik, jadi saya melakukan yang terbaik. Guru yang hebat itu bisa mengajar sesuai kebutuhan anak, terus berinovasi, tidak menutup diri dari perkembangan zaman, dan mau terus belajar,” katanya.

Sonya menilai, PGM sudah berjalan dengan baik. Namun, ia berharap dapat banyak pembekalan kepemimpinan, manajerial, dan administrasi. “Supaya para guru dapat menjadi kepala sekolah yang luar biasa,” ucap Sonya.

Menyoal Rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru, hasil survei menunjukkan hampir semua lolos seleksi PPPK Guru. Ada sekitar 4 persen yang tidak lulus. Sebagian besar responden setuju (59,1 persen) dan sangat setuju (37,1 persen) terhadap kebijakan Rekrutmen PPPK.

“Para guru menganggap kebijakan ini memberi kesempatan bagi guru honorer di atas 35 tahun untuk ikut seleksi,” tutur Adam.

Sebanyak 63,4 persen responden setuju dan 29,6 persen sangat setuju, jika Rekrutmen PPPK merupakan kebijakan yang tepat untuk menjawab isu kesejahteraan dan perlindungan guru.

“Sebagian besar juga menilai proses rekrutmen PPPK adil dan transparan, informasi mudah diperoleh, serta pendaftarannya mudah,” ucap Adam. (Tri Wahyuni)