JAKARTA (Suara Karya): Guna menekan laju kepunahan bahasa daerah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN).
Perhelatan yang berlangsung 1-5 Mei 2024 di Jakarta itu diikuti sekitar 520 siswa dari 25 provinsi di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Badan Bahasa juga menggelar rapat koordinasi dengan 353 kepala daerah mulai dari gubernur, hingga bupati atau walikota yang terlibat aktif dalam Program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).
“Rakor RBD akan berlangsung terpisah pada 2-3 Mei 2024,” kata Kepala Badan Bahasa, Prof Aminudin Aziz di Jakarta, Rabu (1/5/24) dalam taklimat media terkait perhelatan FTBIN pada 1-5 Mei 2024.
Prof Aminudin Aziz dalam kesempatan itu didampingi seluruh pejabat eselon di lingkungan kerjanya.
Dijelaskan, FTBIN merupakan bagian dari kegiatan diseminasi pelindungan bahasa, yang diharapkan mampu menjadi media untuk menyosialisasikan kegiatan pelindungan bahasa daerah oleh Badan Bahasa dan pemerintah daerah, terutama pada revitalisasi bahasa daerah.
“Lewat kegiatan ini diharapkan anak-anak bangga atas bahasa daerahnya masing-masing. Sehingga bahasa tersebut tetap tumbuh, meski dalam keseharian tetap berbahasa Indonesia,” ujar Prof Aminudin.
FTBIN memiliki 7 kegiatan yang bisa diikuti para peserta, antara lain, membaca dan menulis aksara daerah; menulis cerpen; membaca dan menulis puisi; mendongeng, pidato; tembang tradisi; dan komedi tunggal (stand up comedy).
“Kegiatan dibuat menarik agar memberi kebanggaan kepada para siswa yang hadir di Jakarta, karena mau belajar dan berbicara bahasa ibu. Mereka juga bertemu dengan banyak teman dari daerah lain di Indonesia. Semua itu akan memberi pengalaman yang tak terlupakan pada anak,” tutur Prof Aminudin.
FTBIN yang diinisiasi Badan Bahasa pada 2023 untuk promosi keragaman bahasa daerah mendapat respon positif dari kepala daerah. Hal itu terlihat pada ramainya FTBI di setiap daerah dalam menyebarluaskan semangat kecintaan dan ekspresi kebanggaan terhadap bahasa daerah.
“Kegiatan ini juga bagian dari Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang digulirkan Kemdikbudristek melalui kebijakan Merdeka Belajar (MB) Episode 17. Respon daerah pun luar biasa,” katanya.
Karena itu, lanjut Prof Amin, FTBIN dibarengi dengan Rakor RBD untuk menguatkan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dalam pelestarian bahasa daerah di seluruh Indonesia.
“Rakor diharapkan menghasilkan komitmen yang memberi penguatan dan partisipasi aktif dari kepala daerah dalam pelestarian bahasa daerah di wilayah masing-masing,” ucap Prof Amin menegaskan.
Ditambahkan, RBD merupakan salah satu program pelindungan bahasa daerah berbasis sekolah, komunitas, atau keluarga. Sehingga muncul gelora untuk kembali berbahasa daerah, terutama di kalangan muda.
Dalam PTBIN 2023 ada sekitar 4,1 juta siswa berpartisipasi. Dari jumlah itu ada 773.274 siswa menjadi peserta aktif. Kegiatan itu melibatkan 74 ribu guru di 22.934 sekolah yang tersebar di 25 provinsi di 226 kabupaten/kota.
Kegiatan itu juga melibatkan 1.936 kepala sekolah dan pengawas, 15 ribu penggiat bahasa dan sastra, 1.696 perwakilan pemerintah dan lembaga, serta 511 komunitas di masyarakat.
“Karena seleksi dilakukan berjenjang, maka banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Ini menjadi salah satu cara efektif dalam melestarikan penggunaan bahasa daerah di wilayahnya masing-masing,” ucap Prof Amin menandaskan. (Tri Wahyuni)