JAKARTA (Suara Karya): Ketua MPR, Zulkifli Hasan, menyambut kedatangan Ketua Senat Republik Ceko, Milan Stech, di gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Senin (17/9). Kedatangan Stech yang didampingi puluhan delegasi lainnya, untuk membicarakan hubungan kedua negara dalam berbagai bidang.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli didampingi Wakil Ketua MPR E. E Mangindaan, dan Hidayat Nur Wahid, serta anggota MPR dari Fraksi Golkar Idris Laena, dan anggota MPR dari Fraksi Demokrat Guntur Sasono.
“Terima kasih atas kunjungan yang mulia. Semoga ini menjadi kunjungan yang menyenangkan,” ujar Zulkifli Hasan, saat menyampaikan sambutannya di hadapan Ketua Senat Republik Ceko, Milan Stech.
Zulkifli Hasan mengungkapkan, hubungan kedua negara telah berjalan baik selama 25 tahun belakangan ini. “Kami menyakini kunjungan Yang Mulia akan memperkuat hubungan tidak hanya antarparlemen, namun juga antarpemerintah dan masyarakat,” ujarnya menambahkan.
Ketua Umum DPP PAN ini menyampaikan bahwa di MPR ada 10 fraksi dan satu kelompok DPD. “Mereka yang mampu lolos dalam Pemilu,” ujarnya singkat.
Zulkifli menyatakan, pada 1998, di Indonesia terjadi reformasi. Dalam era reformasi terjadi amandemen UUD Tahun 1945. Akibatnya ada perubahan Undang-Undang Dasar (UUD).
Menurut Zulkifli, amandemen yang terjadi, membawa perubahan pada kedudukan MPR. “Sebelum reformasi, MPR adalah lembaga tertinggi,” ujarnya.
Dalam posisi yang demikian, lanjut Zulkifli, membuat MPR mempunyai kewenangan menyusun haluan negara dan memilih serta mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
Kewenangan yang demikian, ujarnya, setelah amandemen, tak lagi dimiliki oleh MPR. Kekuasaan yang ada didistribusikan ke berbagai lembaga negara seperti DPR, DPD, MK, KY, BPK, MK, dan Presiden. “Semua setara,” paparnya.
Meski demikian, Zulkifli mengatakan bahwa fungsi MPR tetap yakni bisa mengubah konstitusi serta melantik dan bisa memberhentikan Presiden.
Zulkifli mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam, baik itu suku, bahasa, agama, dan budaya. Mereka terbagi dalam 700 bahasa, 6 agama resmi, dan tersebar di 17.000 pulau.
“Indonesia adalah negara yang luas, penerbangan dari Aceh sampai Papua memerlukan waktu 9 jam,” katanya.
Dari keberagaman itulah, dia mengatakan, MPR memiliki tugas dan fungsi untuk menjaganya. “Salah satu tugas MPR adalah menjaga keragaman yang ada agar saling menghormati, menghargai, mendukung, dan toleransi,” ucapnya.
Menurut Zulkifli, perbedaan yang terjadi di Indonesia ini, terjadi untuk bersatu melalui dasar negara, pandangan hidup, dan filosofi Indonesia, yakni Pancasila.
Sementara itu,
Stech menyampaikan apresiasi atas keramahan dalam menyambut kedatangan dirinya bersama rombongan. Dalam kesempatan tersebut, Stech juga memaparkan bentuk Senat Ceko. Disebut anggota senat jumlahnya mencapai 81 orang. “Mereka berasal dari berbagai sayap dan aliran politik,” ujarnya.
“Mereka bisa lolos ke parlemen karena politisinya berpengalaman”, tambahnya.
Hubungan Indonesia-Ceko juga diakui Stech berjalan baik. “Tidak terbebani masa lampau”, ungkapnya.
Negaranya diakui menghargai perjuangan Indonesia yang ikut mendukung perdamaian dunia. Apa yang terjadi di Indonesia, menurut Stech, juga terjadi di Ceko, yakni ada reformasi. Reformasi yang terjadi di negara yang bertetangga dengan Jerman itu, membawa dampak perubahan ekonomi yang baik.
“Ekonomi di sana mampu meningkatkan derajad warganya. Sehingga banyak orang Ceko bepergian ke berbagai tempat wisata di Indonesia, Bali misalnya,” ujarnya.
Dia mengakui, jarak kedua negara cukup jauh. Meski demikian, berbagai perwakilan kedua negara ada. Dirinya mengharap hubungan kedua negara ditingkatkan. Disebut banyak produk Indonesia yang masuk ke Ceko, baik langsung maupun lewat Uni Eropa.
Dirinya mengharap agar produk-produk negaranya juga banyak masuk ke Indonesia.
Stech bangga kedua negara mampu meningkatkan kerjasama dan mengembangkan peluang yang ada. “Buktinya pejabat kedua negara saling berkunjung,” sebutnya. Dirinya yakin MPR bisa mendukung peningkatan kerjasama kedua negara. (Gan)