JAKARTA (Suara Karya): Program Bangkit yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Google Indonesia memasuki tahun ketiga. Meski berusia muda, program tersebut telah melahirkan lebih dari 5 ribu talenta digital.
“Tak hanya pelatihan, kami juga mengembangkan program karir bagi para lulusan bertajuk “Grow with Google’. Tersedia 1.300 lowongan pekerjaan dari 70 perusahaan mitra Google,” kata Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik, Google Indonesia, Putri Alam dalam temu media terkait Program Bangkit 2022, secara daring, Senin (5/9/22).
Putri menjelaskan, Program Bangkit 2022 makin diminati kalangan muda. Hal itu terlihat pada lokasi kampus partisipan, yang mana 67 persen berasal dari kota-kota kecil dan menengah di Indonesia. Jumlah pendaftar tercatat lebih dari 63 ribu. Ada kenaikan peserta hingga 60 persen dibanding tahun lalu.
“Dari 63 ribu pendaftar, ada 2.517 mahasiswa dari 226 kampus se-Indonesia dinyatakan lolos seleksi. Yanh menggembirakan, dari total lulusan Bangkit sejak 3 tahun lalu, sekitar 27 persen adalah perempuan. Saya bangga, karena kini cukup banyak perempuan menggeluti karir di bidang IT,” ucap Putri.
Peserta yang lolos seleksi akan diberi pelatihan secara daring selama 900 jam pembelajaran. Hasil studi menunjukkan, ada 18 ribu spesialisasi/micro credentials di bidang machine learning, mobile development, atau cloud computing diraih peserta secara keseluruhan.
“Dari Februari hingga Juli 2022 lalu, peserta Bangkit secara aktif mempelajari 3 keahlian utama yaitu machine learning, mobile development dan cloud computing. Mahasiswa yang lulus pembelajaran itu mendapat sertifikasi global dari Google. Sertifikasi itu juga bisa dipakai untuk melamar pekerjaan di luar negeri,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Putri, mahasiswa juga diajarkan softskills tentang berpikir kritis, komunikasi profesional, manajemen waktu, adaptabilitas, wawancara kerja, serta keterampilan esensial lainnya untuk masuk dunia kerja atau startup.
Peserta juga dibekali bahasa Inggris dengan tujuan menyiapkan mereka agar siap bertutur Inggris dalam konteks profesional. Semua diberikan secara gratis atas dukungan pembiayaan penuh dari Google dan Kemdikbudristek.
Keberhasilan Bangkit dalam melahirkan talenta digital berkaliber tinggi berkat dukungan dari mitra utama, yakni GoTo, Traveloka, dan Ditjen Diktiristek. Bangkit menjadi standar emas untuk program-program yang dikembangkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Selain berkat dedikasi lebih dari 400 kontributor dari universitas dan industri. Para kontributor menjadi pengajar di kelas, pembicara tamu, mentor dan juri. Pakar industri berasal dari insinyur dan karyawan dari Google, GoTo dan Traveloka (founding partners Bangkit) yang menyumbang 25 persen dari total keseluruhan kontributor Bangkit.
“Kami juga dibantu 132 alumni terbaik Bangkit yang berperan aktif sebagai fasilitator dalam membimbing mahasiswa belajar,” tuturnya.
Program Bangkit selalu hadir dengan tugas akhir andalan bertajuk ‘Capstone Project’. Peserta ditantang untuk membuat inovasi yang memberi solusi produk untuk permasalahan di ranah publik, seperti lingkungan, kesehatan, ketahanan ekonomi dan sebagainya. Inovasi sesuai tema pilihan peserta. Hasilnya disebut ‘Product-Based Capstone Product’.
“Tahun ini, ada lebih dari 400 tim bersaing di ‘Product-Based Capstone Project’. Hasilnya, 15 peserra terbaik mendapat mentor industri dan dana inkubasi sebesar 140 juta dari Google dan Ditjen Diktiristek,” katanya.
Setelah selesai, ada 43 tim berhasil menyelesaikan 16 proyek dari perusahaan mitra seperti Talentlytica, Indosat Ooredoo Hutchinson, PukulEnam, Dicoding, Traveloka dan Kitabisa. Terjaring 16 tim pemenang. Karena performa yang baik selama Capstone, sebanyak 16 persen peserta mendapat tawaran pekerjaan dari mitra tersebut.
Berkaca pada kesuksesan itu, Bangkit akan menerima lebih banyak mahasiswa. Hal itu diharapkan membantu pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan angka talenta digital di Tanah Air. Upaya itu juga mendorong percepatan transformasi digital di berbagai sektor.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Diktiristek, Sri Gunani Partiwi menambahkan, Program Bangkit akan memberi dampak signifikan terhadap pembangunan bangsa. Sehingga program ini diharapkan berlanjut hingga tahun-tahun kedepan.
Sri Gunani menambahkan, internet sangat berperan dalam pekerjaan di era society 4.0. Dunia digital menjadi peluang baru bagi mahasiswa.
“Kompetensi dalam IT saat ini menjadi peluang baru untuk mendapat pekerjaan. Bangkit telah membuka satu alternatif menarik dan menantang untuk diikuti mahasiswa,” ujarnya. (Tri Wahyuni)