Tim Olimpiade Ekonomi Indonesia Raih Medali Emas di Rusia

0
?

JAKARTA (Suara Karya): Tim Olimpiade Ekonomi Indonesia berhasil meraih 1 medali emas, 3 perak dan 1 perunggu dalam kompetisi bergengsi dunia, International Economics Olympiad (IEO) di Saint Petersburg, Rusia pada 23 Juli hingga 1 Agustus 2019.

“Meski baru ikut 2 tahun terakhir di IEO, siswa kita berhasil meraih prestasi,” kata Direktur Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Purwanto Sutanto saat memyambut kedatangan para juara di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (2/8/2019) malam.

Dijelaskan, berkat perolehan medali itu Indonesia berada di posisi ke-4 dari 24 negara peserta. Jumlah peserta secara keseluruhan sebanyak 133 siswa. “Kami ingin siswa Indonesia tak hanya berjaya pada bidang eksakta, tetapi juga bidang lainnya seperti ekonomi,” ujarnya.

Purwanto menambahkan, keberhasilan siswa Indonesia di Rusia merupakan kado terindah menyambut momen peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Diharapkan prestasi mereka membawa dampak pada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Kelima siswa berprestasi itu adalah Owen Lim dari SMAK Penabur Gading Serpong (medali emas), Muhammad Ghithrif Gustomo Putra dari SMA Nasima Semarang (perak), Hanan Tsabitah dari SMAN 2 Depok (perak), Gabriella Caryn Nanda dari SMAN 68 Jakarta (perak) dan Rayhan Ali Rachman dari MAN Insan Cendekia Serpong (perunggu).

Owen Lim menuturkan, kompetisi yang digelar di National Research University Higher School of Economics Rusia itu menyajikan 20 soal pilihan ganda dan 5 soal studi kasus. Tahap selanjutnya berupa individual yaitu financial literacy yang diselesaikan lewat permainan (game) dalam 4 ronde.

“Ronde pertama: menyelesaikan game di komputer untuk materi financial literacy selama 150 menit. Di ronde kedua ada 5 soal essay, siswa boleh pilih 4 soal saja. Selan itu ada 20 soal pilihan ganda dengan tingkat kesulitan yang tinggi,” ujarnya.

Ditambahkan, ronde ketiga menyiapkan bahan presentasi dengan melakukan analisis data dan menuangkan dalam bentuk power point tentang transportasi masa depan di Rusia. Ronde keempat presentasi selama 10 menit dan tanya jawab 10 menit dalam bentuk panel.

“Pada sesi ini, Indonesia mendapat peringkat 2 setelah Brazil dalam satu kelompok. Untuk soal essay, siswa Indonesia dapat nilai di kisaran 75 sampai 145. Nilai kami mampu bersaing,” tuturnya.

Owen mengakui tantangan terberat saat ronde ketiga pada kasus bisnis. Kasus itu harus diselesaikan dalam 12 jam, lalu dipresentasikan di depan juri dari masing-masing negara peserta.

“Supaya bisa menang, kita harus tahu keinginan dari para juri. Dengan demikian, kasus diselesaikan dengan menggunakan teori-teori ekonomi yang sesuai,” kata Owen seraya menambahkan Indonesia berada di posisi teratas diantara negara-negara di Asia Tengara. (Tri Wahyuni)