
JAKARTA (Suara Karya): Tim Olimpiade Matematika Indonesia meraih prestasi membanggakan karena berhasil merebut 6 medali pada ajang International Mathematical Olympiad (IMO) 2021, yang digelar secara daring dari Rusia pada 14-24 Juli 2021.
Prestasi ke-6 pelajar itu terbilang luar biasa, mengingat soal yang disiapkan pada pelaksanaan IMO tahun ini menjadi tersulit sepanjang sejarah pelaksanaannya.
“Anak-anak Indonesia memang tangguh. Dalam sebulan ini, kami sudah menerima 15 medali olimpiade sains internasional yang diraih dalam bidang matematika, biologi dan fisika,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Asep Sukmayadi dalam siaran pers, Rabu (28/7/21).
Disebutkan, 6 siswa peraih medali itu adalah Stanve Avrilium Widjaja dari SMAK IPK Plus BSD, Tangerang dan Aaron Alvarado Kristanto dari SMAK Petra 1, Surabaya. Mereka adalah peraih medali perak. Untuk medali perunggu, masing-masing diraih Farrel Dwireswara Salim dari SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan; Elbert Benedict dari SMAK BPK Penabur Gading Serpong, Tangerang; Andrew Daniel Janong dari SMAK 5 Penabur, Jakarta; serta Vanya Priscillia Bendatu dari SMAK Petra 2, Surabaya.
Asep menambahkan, prestasi itu diharapkan memberi inspirasi keteladanan sekaligus energi positif bagi siswa lainnya di Indonesia, yang saat ini sedang berjuang untuk lepas dari himpitan pandemi covid-19.
“Ketiga bidang prestasi itu mencerminkan masa depan ilmu pengetahuan dan inovasi, guna menjawab tantangan antisipasi wabah penyakit yang bisa mengancam kehidupan,” ucapnya.
Asep menyampaikan, para juara tahun ini akan mendapat insentif berupa beasiswa S1 dan S2 dalam dan luar negeri. Bahkan dari 15 juara tersebut, ada yang sudah kuliah di Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka dalam proses pemberian Beasiswa Prestasi Talenta.
Untuk diketahui, IMO adalah olimpiade sains untuk siswa SMA yang tertua dan terbesar di dunia. Pada 2021, IMO ke 62 diselenggarakan secara daring oleh tuan rumah Rusia. Jumlah peserta mencapai 619 orang dari 107 negara.
Pada ajang olimpiade matematika, siswa diminta mengerjakan 6 soal, yang terdiri dari 3 soal setiap harinya. Mereka harus mengerjakan soal tersebut dalam 4,5 jam. Soal-soal meliputi 4 bidang yaitu aljabar, kombinatorika, geometri dan teori bilangan.
“Soal-soal yang diberikan adalah orisinal, dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan siswa sebelumnya. Untuk mengerjakannya, siswa dituntut berpikir cepat, tenang dan kreativitas yang tinggi. Tak jarang matematikawan profesional pun kesulitan untuk mengerjakan soal-soal IMO dalam rentang waktu yang diberikan tersebut.
Puspresnas tahun ini terus berupaya memberi pelayanan terbaik agar anak Indonesia bersemangat dalam belajar dan berprestasi. “Kita selenggarakan sekitar 67 ajang talenta secara daring bagi para siswa yang dapat diikuti dari rumah, mulai dari bidang sains, seni, bahasa, literasi, vokasi, kewirausahaan, dan olahraga,” tuturnya.
Ia berharap, siswa Indonesia dapat terus memelihara mimpi dan imajinasinya tentang masa depan dengan cara menemukan bakat dan potensi, mengaktualisasikan serta mengujinya. “Kita yakin siswa Indonesia tetap kuat dan bersemangat dan tekun belajar untuk meraih prestasi mewujudkan cita-cita,” ujar Asep.
Ia memberi apresiasi atas kerja keras tim yang membantu persiapan para siswa mengikuti IMO. Mereka adalah Aleams Barra, PhD (leader), Dr Fajar Yuliawan (deputy leader), Muhammad Afifurrahman dan Kinantan Arya Bagaspati sebagai observer A. (Tri Wahyuni).