Suara Karya

Tingkatkan Imun Tubuh, Ratusan Santri Dapat Suntikan Nanogold

JAKARTA (Suara Karya): Sekitar 600 santri Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor Jawa Barat mendapat suntikan nanogold untuk meningkatkan daya tahan (imun) tubuh, yang diperlukan di masa pandemi covid-19.

“Suntikan nanogold bukan vaksin covid-19. Ini hanya suntikan biasa berisi cairan nanogold yang memiliki kemampuan dalam melawan radikal bebas dalam tubuh. Sehingga imun meningkat dan tubuh terbebas dari paparan covid-19,” kata peneliti nanogold, Prof Dr Titik Taufikurohmah di sela kegiatan tersebut, Minggu (12/9/21).

Guru Besar Bidang Kimia Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menuturkan, awalnya nanogold dibuat dalam bentuk air minum. Produk tersebut diuji coba pada pasien kanker di Surabaya. Hasilnya, kondisi kesehatan pasien tersebut membaik, seiring meningkatnya imun dalam tubuh.

“Air minum nanogold lalu diuji coba pada pasien kusta di Surabaya, saat covid-19 mulai masuk ke Indonesia. Hasilnya, bukan hanya terjadi peningkatan imun tubuh, kulit yang rusak karena kusta terlihat semakin halus.

“Setelah diberi minuman nanogold, penderita kusta yang sebelumnya mudah terkena batuk dan pilek, mengaku lebih sehat. Bahkan saat terkena penyakit, bisa sembuh lebih cepat,” ujar perempuan berusia 53 tahun tersebut.

Perubahan metode dari air nanogold menjadi suntik nanogold dilakukan pada Mei 2021. Uji coba dilakukan di sejumlah warga di wilayah Surabaya dengan target sasaran mencapai 1000 orang.

“Hasilnya, semua orang yang disuntik nanogold mengatakan, badan mereka terasa lebih bugar dan fit. Bahkan beberapa ibu mengaku kulit terlihat lebih lembut dan cerah,” katanya.

Prof Titik menegaskan, penggunaan nanogold lewat penyuntikan sekaligus mengantisipasi masuknya varian baru covid-19, yang sifatnya konon lebih agresif dengan daya tular lebih cepat.

“Jadi saya berpikir saat ini pilihannya adalah injeksi yang langsung berdampak pada pengenceran darah, antioksidan dan antivirus. Karena, efeknya akan berbeda pada setiap orang jika masuk lewat sistem pencernaan, baru beredar ke pembuluh darah,” katanya.

Titik menjelaskan, jika penyuntikan yang dilakukannya tidak membahayakan tubuh. Karena, nenek moyang kita puluhan tahun telah memakai susuk emas, mereka sehat dan jarang sakit. “Nah kini saya ubah teknologinya jadi suntik nanogold sebagai ganti dari susuk emas. Tak ada unsur magis, ini benar-benar memanfaatkan teknologi,” ucapnya.

Prof Titik ingin mempopulerkan suntik nanogold sebagai suntik awet muda, bukan hanya wajah, tetapi juga seluruh organ tubuh. Khasiat nanogold, bahkan 10 kali dari suntik vitamin, tetapi tidak membahayakan ginjal dan organ lainnya.

“Di negara maju, suntik 24Gold ini sudah biasa untuk kecantikan. Harganya saya dengar tak murah, sekali suntik Rp5 juta. Kita bisa buat materi yang murah, karena menggunakan emas 24 dari Antam. Dari 0,5 gram emas bisa untuk 50 liter. Satu liter bisa untuk 300 orang,” katanya.

Prof Titik mengatakan, pihaknya tidak memungut biaya atas suntik nanogold. Karena penelitian tersebut mendapat dana dari pemerintah. “Saya ini peneliti, bukan industri. Biar nanti industri yang akan mengembangkan secara komersial,” ujarnya.

Namun, ia menyayangkan satu industri komestik yang memanfaatkan hasil penelitiannya tanpa memberi royalti selama 2 tahun berhubungan. Jumlahnya diperkirakan mencapai Rp400 juta. “Salahnya adalah tidak ada MoU, antara saya dan industri tersebut, jadi saya tidak bisa nuntut. Padahal memberi semua hasil penelitian untuk dikembangkan menjadi produk,” kata Prof Titik.

Ditanya apakah suntik nanogold akan memberi efek pada penerima vaksinasi covid-19, menurut Prof Titik, hal itu justru dianjurkan. Pada dasarnya vaksin itu virus yang dilemahkan untuk memicu munculnya antibodi, sementara nanogold ini membantu memunculkan antibodi, jadi bisa membantu efektifitasnya vaksin.

“Jika dikabarkan ada vaksin yang malah membuat darah mengental, maka suntikan nanogold akan membantu mengencerkan darah. Jadi justru saat ini mulai dipikirkan untuk penggunaan keduanya, vaksinasi dan penyuntikan nanogold,” katanya menegaskan.

Pemimpin Pondok Pesantren Nurul Iman, Umi Waheeda mengatakan, pihaknya tertarik pada suntik nanogold karena manfaatnya. “Saat pertama kali suntik nanogold, badan langsung ternyata segar. Lalu saya minta kepada Prof Titik untuk memberi suntik nanogold untuk santri agar mereka terhindar dari covid-19,” kata warga negara Singapura keturunan Indonesia tersebut. (Tri Wahyuni)

Related posts