
JAKARTA (Suara Karya): Membuat skripsi adalah kewajiban bagi mahasiswa yang ingin menuntaskan pendidikan tingginya. Namun tak sedikit mahasiswa yang jadi stress lantaran skripsi yang tak kunjung kelar. Apalagi di masa pandemi, dimana ruang gerak orang dibatasi untuk mencegah penularan covid-19.
Baru-baru ini, warga Tiktok dihebohkan dengan kebaikan hati seorang dosen yang membeberkan tips skripsian di masa pandemi. Video dibuat oleh akun @hendi.motivasi yang ternyata menjabat sebagai Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri Semarang (Unnes), Hendi Pratama.
Video yang dirilis Rabu (2/7/21) berhasil memikat hati netizen. Pada Selasa (6/7/21) siang, sudah ada 1,7 juta penonton dan 170 ribu orang menyukai video tersebut.
Dalam siaran pers-nya, Hendi menjelaskan, video itu dibuat untuk menjawab kegelisahan hatinya lantaran belum harmonisnya proses bimbingan skripsi antara dosen dan mahasiswa. Terlebih di masa pandemi ini, dimana dosen dan mahasiswa tidak bisa bertemu secara langsung.
Lewat video tersebut, Hendi ingin mengatakan bahwa dosen bisa membantu mahasiswa untuk bisa mengerjakan skripsi dengan cepat. Sehingga tercipta kolaborasi yang proaktif antara dosen dengan mahasiswa.
“Orang Inggris bilang, ‘it takes two to tango’ (berdansa harus dua orang), itu juga berlaku saat mengerjakan skripsi. Semoga pesan ini sampai ke pemirsa yang kebanyakan mahasiswa,” kata dosen bahasa Inggris dalam Talkshow Komunitas SEVIMA, Selasa (6/7/21).
Hendi memaparkan sejumlah tips agar sukses dalam skripsi-an di masa pandemi. Pertama, mahasiswa harus memahami kalau skripsi itu miniatur kehidupan.
“Mengalami kesulitan dalam hidup itu hal yang biasa. Begitupun saat mengerjakan skripsi. Mahasiswa jadi bisa belajar tentang makna kehidupan. Kesulitan dan tantangan yang dialami mahasiswa saat skripsi, akan dialami saat masuk dalam kehidupan yang sesungguhnya, setelah lulus kuliah,” ujar Hendi.
Jadi, lanjut Hendi, ketika mahasiswa dapat dosen pembimbing galak, maka hal itu bisa jadi pengalaman saat mendapat atasan galak di dunia kerja. Pengalaman selama skripsi-an bisa digunakan dalam menghadapi atasan galak tersebut.
“Anggap saja skripsi itu miniatur kehidupan. Jika kiya berhasil melewati skripsi, maka kita akan berhasil dalam kehidupan. Meski dirasa sulit, kita harus yakin dan terus lakukan, karena Allah telah berfirman, dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan,” katanya.
Kedua, Hendi menyebutkan, jangan pernah depresi. Jika itu terjadi saat skripsi, maka hal yang sama juga akan terjadi dalam kehidupan yang sesungguhnya maupun di dunia kerja.
“Tak perlu sampai mengurung diri dalam kamar berhari-hari, yang membuatmu jadi depresi. Justru jadikan skripsimu sebagai proses pembelajaran dalam hidup,” ucapnya.
Tips ketiga adalah mencari referensi di lapangan. Dalam pembuatan skripsi, data lapangan sangat diperlukan untuk menambah keakuratan penelitian. Untuk itu ambil data di lapangan, lalu interaksi dengan orang yang lebih pengalaman.
“Mahasiswa harus ambil data di lapangan dan interaksi dengan orang yang lebih pengalaman. Jangan hanya teori, tapi praktekkan. Misalkan, belajar bahasa INggris bisa telepon call center di Amerika atau India. Bisa praktek langsung, tanpa perlu keluar rumah karena pandemi,” tuturnya.
Keempat, menurut Hendi, bisa cari ilmu di internet. Karena emua sumber informasi ada di internet, namun tetap harus difilter dulu mana yang kredibel dan tidak. “Di Unnes sendiri, sudah ada banyak literatur dalam Sistem Akademik Terpadu Unnes (Sikadu),” katanya.
Ditambahkan, Sikadu sudah terintegrasi dengan ProFeeder untuk melakukan pelaporan nilai ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Sikadu juga berisi banyak sekali literatur yang lebih dari cukup untuk para mahasiswa mengerjakan skripsi.
Media sosial juga bisa menjadi sarana memperoleh ilmu. Misalkan, media sosial Tiktok, tempat Hendi mempublikasikan video viral. Tak sedikit konten edukasi tersedia jika mahasiswa mau memilih.
Platform publikasi dan pembelajaran seperti Academia, Google Scholar dan Edlink, dimana Hendi beserta Komunitas SEVIMA lainnya aktif berbagi penelitian dan materi pembelajaran. Semua itu bisa jadi sumber ilmu yang tak kalah lengkap.
“Sebenarnya kita tahu, semua sumber di internet itu ada. Untuk cari yang kredibel bisa konsultasi ke dosen pembimbing, update informasi akademik lewat Sikadu, dan platform pembelajaran lainnya,” ungkap Hendi.
Dan yang tak kalah penting, Hendi menyebut jadilah mahasiswa yang proaktif. Untuk mendapat kemudahan dalam mengerjakan skripsi, mahasiswa harus proaktif dalam menghubungi dosen. Namun, dosen sendiri juga harus proaktif membantu mahasiswanya dalam mengerjakan skripsi.
Hendi kembali menegaskan, mengerjakan skripsi bukanlah suatu tantangan dan akhir dalam proses dalam mengejar ilmu. Namun melalui skripsi itulah awal mahasiswa belajar menghadapi kerasnya hidup. (Tri Wahyuni)