JAKARTA (Suara Karya): Kampus Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka) tahun ini terpilih menjadi kampus Islam terbaik di Indonesia dan nomor 9 di dunia versi 4 International Colleges & Universities (4ICU).
Atas capaian itu, Rektor Uhamka, Prof Gunawan Suryoputro menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas pencapaian Uhamka yang luar biasa, kampus swasta milik organisasi Islam terbesar dunia, Muhammadiyah.
“Alhamdulillah atas pencapaian ini. Berbagai prestasi yang diraih Uhamka selama ini merupakan hasil dari kerja keras dan kerja cerdas keluarga besar Uhamka,” ucapnya.
Ia berharap, prestasi yang diperoleh saat ini tidak membuat keluarga besar Uhamka berpuas diri. Karena, mempertahakan prestasi itu tidak mudah dan butuh kerja lebih keras untuk meningkatkan prestasi-prestasi lainnya.
“Raihan peringkat yang signifikan ini, serta ditunjang status akreditasi Uhamka yang unggul mendorong kami untuk berkomitmen menjadi lebih maju dengan merealisasikan visi Uhamka sebagai ‘Prophetic Teaching University 2024’ dan ‘Prophetic Entrepreneurial University 2045’,” katanya.
Rektor Uhamka itu menjelaskan, Uhamka sebagai amal usaha milik Muhammadiyah tengah mempersiapkan internasionalisasi kampus. Hal ini sejalan dengan visi Muhammadiyah untuj mencerahkan semesta.
“Gerakan dan dakwah yang dibangun Muhammadiyah harus menyentuh kancah dunia. Bidang pendidikan akan ikut serta dalam visi yang sudah di canangkan PP Muhammadiyah,” ujarnya.
Sebagai informasi, 4ICU adalah mesin pencari dan direktori yang melakukan penilaian berdasarkan kepopuleran situs yang dimiliki 11.307 perguruan tinggi yang telah terakreditasi di seluruh dunia dan tersebar di 200 negara.
Mengutip dari laman 4ICU, dijelaskan aspek penilaian dan metode yang digunakan. Ada 3 kriteria utama dari perguruan tinggi (PT) yang dapat diikutsertakan dalam penilaian 4ICU.
Pertama, perguruan tinggi tersebut harus terakreditasi oleh badan akreditasi nasional atau daerah setempat. Di Indonesia, misalkan, oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). PT yang belum terakreditasi tak bisa masuk dalam kriteria penilaian 4ICU.
Kedua, PT tersebut menyediakan pendidikan strata 1 (sarjana) dan pascasarjana, baik tingkat master (S2) atau doktoral (S3). Lembaga pendidikan yang hanya memberi pendidikan vokasi, pendidikan berbasis militer, kelas-kelas seminar, dan sebagainya tidak masuk dalam penilaian 4ICU.
Ketiga, perguruan tinggi yang dinilai menerapkan sistem pendidikan tatap muka atau format pendidikan di kelas yang mempertemukan dosen dan mahasiswanya.
Metodologi pemeringkatan dilakukan menggunakan uniRank University Ranking yang sudah terdaftar sebagai Global University Ranking oleh IREG Observatory on Academic Ranking and Excellence. (Tri Wahyuni)