
JAKARTA (Suara Karya): Badan Pendidikan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) memberi apresiasi kepada Indonesia, khususnya Papua atas laporan periodik kedua tentang Noken, yang tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2012
Indonesia dinilai berhasil melestarikan Noken dengan mengembangkan data acuan (database) tentang Noken, mulai dari budidaya Arboretum, peningkatan keterampilan pengrajin dan pemangku kepentingan lain, promosi Noken baik di tingkat nasional maupun internasional serta meningkatkan nilai ekonominya.
Hal itu dikemukakan Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar dalam sidang Komite Antar Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak Benda ke-16 secara daring, Senin (13/12/21).
UNESCO juga mendorong Indonesia untuk melanjutkan upaya pemutakhiran bahan pelajaran Noken agar mudah diakses siswa, membina kemampuan kewirausahaan terkait Noken, dan memastikan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan.
“Selain itu, perlunya dilakukan penelitian tentang nilai-nilai Noken dan penyebarluasannya untuk meningkatkan pengetahuan tentang simbolisme dan penggunaan Noken secara adat serta bahan alami yang digunakan,” tuturnya.
Ismunandar menilai perlu juga dilakukan inventarisasi elektronik bahan baku Noken guna merumuskan dan menerapkan kebijakan terkait pelindungan atas bahan baku tersebut.
“Sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusi pengabdian praktisi Noken, UNESCO mendorong Indonesia untuk memberi penghargaan budaya pada mereka yang aktif dalam pelestarian Noken,” ucapnya.
Menyikapi apresiasi dan berbagai masukan dari UNESCO, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Kebudayaan, Kemdikbudristek), Hilmar Farid, menyampaikan rasa terima kasihnya.
Secara khusus, Hilmar menyebut, dalam PON XX Oktober 2021 lalu, upaya promosi dan popularisasi Noken telah meningkatkan apresiasi luas dari seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini juga secara simultan meningkatkan kebanggaan masyarakat Papua.
“Dampak ekonomi juga dirasakan para pengrajin Noken, dengan meningkatnya permintaan terhadap Noken Papua. Upaya pelestarian Noken akan terus dilakukan dengan pemangku kepentingan secara kreatif dan inovatif sesuai dengan semangat Konvensi 2003,” kata Hilmar. (Tri Wahyuni)