Universitas Pertamina Ditugaskan Revitalisasi Kurikulum Vokasi

0

JAKARTA (Suara Karya): Universitas Pertamina mendapat tugas dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang energi, PT Pertamina untuk revitalisasi kurikulum untuk 5 perguruan tinggi vokasi yang ada di sekitar kilang Pertamina.

“Revitalisasi kurikulum itu dilakukan agar kompetensi yang dihasilkan perguruan tinggi vokasi di sekitar kilang dapat terserap oleh industri,” kata Rektor Universitas Pertamina, I Gusti Wiratmaja Puja dalam keterangan pers, Rabu (24/3/2021).

Wiratmaja menilai, perlunya revitalisasi kurikulum pada perguruan tinggi vokasi akibat masih rendahnya penyerapan lulusannya di dunia kerja. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020, dari 131,03 juta total tenaga kerja di Indonesia, baru 2,79 persen lulusan perguruan tinggi vokasi (D1-D3).

“Kesenjangan antara kualifikasi lulusan vokasi dengan kebutuhan industri menjadi salah satu penyebab rendahnya serapan lulusan vokasi di industri,” tuturnya.

Revitalisasi kurikulum pendidikan vokasi perlu dilakukan, karena PT Pertamina akan butuh banyak tenaga kerja yang mumpuni di masa depan. Perusahaan milik negara itu, saat ini sedang getol membangun megaproyek ‘Refinery Development Master Plan (RDMP)’.

“Peremajaan kilang minyak tersebut dilakukan di 5 lokasi, yaitu Cilacap, Balikpapan, Plaju, Balongan dan Dumai. Megaproyek itubmembutuhkan banyak tenaga kerja, terutama lulusan vokasi,” tuturnya.

“Revitalisasi kurikulum vokasi susah dirampungkan tim Universitas Pertamina. Sosialisasi juga sudah dilakukan di lima perguruan tinggi vokasi tersebut,” katanya.

Disebutkan, 5 perguruan tinggi vokasi itu, yaitu Akademi Migas Balongan, Politeknik Negeri Cilacap, Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Negeri Balikpapan dan STT Migas Balikpapan.

President Director Pertamina Foundation selaku badan penyelenggara Universitas Pertamina, Agus Mashud Asngari dalam sambutannya, menggarisbawahi peran strategis universitas dan potensi pengembangan ke depan.

“Universitas Pertamina digagas sebagai ‘center of excellence’ penelitian dan pengembangan energi di Pertamina, serta industri energi pada umumnya. Dan proyek revitalisasi kurikulum satu diantaranya,” ucap Agus Mashud.

Ditambahkan, upaya itu akan terus kembangkan melalui sinergi program Pertamina Foundation yaitu kompetisi energi baru terbarukan, program kewirausahaan dan beasiswa bagi mahasiswa politeknik.

Hal senada dikemukakan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Universitas Pertamina, Wawan Gunawan A. Kadir. Katanya, revitalisasi kurikulum pendidikan vokasi mencakup, antara lain standar kompetensi lulusan, rencana pembelajaran semester, kualifikasi dosen serta instrumen penilaian.

“Kami harap, ke depannya baik lulusan sarjana maupun vokasi dapat sama-sama bersinergi mengisi pos-pos kerja yang tersedia. Hal itu demi mewujudkan Indonesoa sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia pada 2024 seperti yang diprediksikan Bank Dunia dan IMF,” ujarnya.

Menurut Wawan, terpilihnya Universitas Pertamina sebagai mitra strategis tentu bukan tanpa alasan. Meski terbilang kampus baru, Universitas Pertamina memiliki kurikulum yang telah disesuaikan dengan kebutuhan industri energi saat ini.

Universitas Pertamina juga memiliki kombinasi dosen akademis dan dosen praktisi bidang energi. Beragam kerja sama penelitian dan pengembangan bersama Pertamina, pemerintah daerah dan perguruan tinggi lain menjadi pijakan bagi Universitas Pertamina untuk maju. (Tri Wahyuni)