
JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini angkanya masih terbilang tinggi, yaitu 1.591 kasus, dari 76.981 menjadi 78.572 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan tercatat 3.710 orang atau bertambah 54 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 13.113.181 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 202.824 kasus dibanding sebelumnya.
Kementerian Kesehatan mengganti istilah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan sebutan suspek. Hari ini terjadi kenaikan yang cukup banyak, yaitu 3.197 kasus, dari 33.504 menjadi 46.701 kasus. Sedangkan istilah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga diganti menjadi spesimen. Dilaporkan, terjadi kenaikan sebanyak 9.562 kasus, dari 13.439 menjadi 23.001 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus suspek belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan spesimen adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. Mereka juga sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kasus baru pasien positif covid-19 hari ini meski ada penurunan, tetapi angkanya masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.591 kasus. Kasus tertinggi dilaporkan terjadi di Jawa Timur sebanyak 353 kasus ,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Selasa (14/7/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Hari ini ada 8 provinsi yang melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu Jawa Timur 353 kasus, DKI Jakarta 267 kasus, Sulawesi Selatan 197 kasus, Kalimantan Selatan 161 kasus, Sumatera Utara 130 kasus, Bali 101 kasus, Jawa Tengah 80 kasus dan Jawa Barat 75 kasus,” ujarnya.
Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 17.230 kasus, DKI Jakarta 15.064 kasus, Sulawesi Selatan 7.294 kasus, Jawa Tengah 5.653 kasus, Jawa Barat 5.235 kasus dan Kalimantan Selatan 4.379 kasus.
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh ada kenaikan 4 menjadi 110 kasus, Bali naik sebanyak 101 menjadi 2.358 kasus, Banten naik 9 menjadi 1.609 kasus, Bangka Belitung ada kenaikan 2 menjadi 174 kasus, Bengkulu ada kenaikan 5 menjadi 168 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 8 menjadi 387 kasus.
Berikutnya, Jambi dilaporkan ada kenaikan 2 menjadi 124 kasus, Kalimantan Barat tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 355 kasus, Kalimantan Timur ada kenaikan 27 menjadi 722 kasus, Kalimantan Tengah naik 32 menjadi 1.254 kasus, Kalimantan Selatan naik 161 menjadi 4.379 kasus dan Kalimantan utara tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 215 kasus.
Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 5 menjadi 337 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 21 menjadi 1.594 kasus, Sumatera Selatan naik 51 menjadi 2.754 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 3 menjadi 803 kasus, Sulawesi Utara naik 17 menjadi 1.697 kasus, Sumatera Utara naik 130 menjadi 2.497 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 3 menjadi 521 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah ada kenaikan 1 menjadi 194 kasus, Lampung tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 209 kasus, Riau ada kenaikan 3 menjadi 246 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 2 menjadi 1.145 kasus dan Maluku tak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 900 kasus.
Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 6 menjadi 292 kasus, Papua naik 1 menjadi 2.366 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 3 menjadi 146 kasus, Nusa Tenggara Timur tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 121 kasus dan Gorontalo ada kenaikan hari ini 22 menjadi 385 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 947 dari 36.689 menjadi 37.636 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu, pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)