
JAKARTA (Suara Karya): Universitas Pertamina (UPER) didukung perusahaan kosmetik Mustika Ratu akan membuka peminatan sains kosmetik pada Program Studi Kimia. Materi perkuliahan fokus pada aspek formulasi, kualitas dan keamanan produk kosmetik.
“Dibukanya peminatan sains kosmetik penting, seiring dengan makin bertumbuhkan industri kosmetika di Tanah Air,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPER, Budi W Soetjipto, di Jakarta, Senin (20/2/23).
Bukti keseriusan kerja sama UPER dan Mustika Ratu itu terlihat pada gelaran Indonesia International Education Training Expo (IIETE) 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 16-19 Februari 2023 lalu.
UPER tampil bersama Mustika Ratu dalam satu anjungan dan berdampingan dengan Universiti Teknologi Petronas (UTP) dan Tenaga Nasional University (UNITEN) dari Malaysia, serta STIKES Pertamedika.
Budi Soetjipto menjelaskan, dipilihnya Mustika Ratu untuk kerja sama tersebut karena perusahaan komestik itu memiliki pengalaman yang panjang dalam industri kosmetik di Tanah Air. Sehingga UPER mendapat banyak masukan terkait kapabilitas lulusan sains kosmetik.
“Sebagai negara tropis, kondisi kulit penduduk di Indonesia berbeda dengan negara produsen kosmetik dunia yang umumnya memiliki 4 musim. Karena itu, pentingnya Indonesia punya lulusan yang memiliki keahlian dalam kosmetik untuk masyarakat Indonesia,” katanya.
Hal senada dikemukakan Ketua Program Studi Kimia UPER, Nila T Berghuis. Katanya, UPER bersama Mustika Ratu tengah menyiapkan skema pendidikan terbaik lewat kehadiran dosen praktisi dan para ahli materi pembuat kosmetik ke kampus.
“Mahasiswa juga mendapat kesempatan magang di perusahaan kosmetik terbesar di Tanah Air tersebut,” ujarnya.
Proses edukasi sains kosmetik, lanjut Nila, didampingi langsung oleh Mustika Ratu. Hal itu menjadi peluang pembelajaran yang besar bagi para mahasiswa.
“Mahasiswa tak hanya menelaah bahan baku pembuatan produk kecantikan dan perawatan kulit, tetapi juga keberlangsungan produk bagi lingkungan, seperti dampak dari limbah bahan kimia penyusun produk kosmetik,” kata Nila.
Siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 28 Jakarta, Siska yang hadir dalam IIETE itu mengutarakan ketertarikannya pada industri kosmetika. “Meski dari jurusan kebidanan di SMK, saya tertarik pada bidang pengembangan bahan kimia di aspek kesehatan,” ujarnya.
Menurut Siska, ilmu tersebut penting karena berkaitan dengan keselamatan dan keamanan atas produk yang akan digunakan masyarakat. “Melihat UPER punya peminatan dalam sains kosmetik membuat saya berpikir ulang soal cita-cita. Saya jadi ingin kuliah di UPER,” katanya.
Wajar jika Siska tertarik, karena industri kosmetika di Indonesia terlihat makin moncer. Bahkan, pandemi covid-19 tak mampu menyurutkannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri kosmetika di Tanah Air berhasil membukukan kenaikan penjualan hingga 9,61 persen. Pemasaran kosmetik di pasar daring mencapai nilai Rp11 miliar atau setara dengan 112 ribu transaksi.
Sedangkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan, industri kosmetika mengalami kenaikan jumlah perusahaan hingga 20,6 persen per September 2022. Pertumbuhan itu menuntut tersedianya SDM tenaga kerja di bidang kosmetika yang mumpuni. (Tri Wahyuni)