Suara Karya

Urgensi Kota Jakarta Miliki Layanan Evakuasi Medis lewat Udara

Direktur RS Medistra, Dini Handayani. (Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Layanan ambulans udara bisa menjadi solusi bagi warga Jakarta yang butuh evakuasi medis cepat di tengah kemacetan kota. Apalagi angka kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tol yang mengitari Jakarta terus bertambah setiap tahunnya.

“Layanan ambulans udara yang dikembangkan RS Medistra bersama Whitesky Aviation nantinya bisa diperluas untuk evakuasi medis bagi korban kecelakaan lalu lintas di jalan tol,” kata Direktur RS Medistra, Dini Handayani disela penandatanganan naskah kerja sama (MoU) dengan Whitesky Aviation di Cengkareng Heliport Jakarta, Rabu (19/8/20).

Hadir dalam kesempatan itu, CEO Whitesky Aviation, Denon B Prawiraatmadja.

Dini menjelaskan, urgensi kebutuhan akan layanan evakuasi medis lewat udara di Jakarta yang sarat dengan kemacetan. Karena proses evakuasi, memainkan peran penting dalam memberi peluang bagi pasien untuk sembuh dan terhindar dari kecacatan. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang pasien untuk sembuh.

“Seseorang yang terkena jantung atau stroke, misalkan, jika ditangani di masa periode emas-nya atau kurang dari 90 menit, maka peluang sembuhnya akan semakin tinggi. Karena itu, kebutuhan akan ambulans udara ini tak bisa lagi diabaikan,” katanya.

Ditanya soal kecepatan evakuasi medis, Dini menargetkan waktu sampai sekitar 30 menit. Selama waktu menunggu itu, RS menyiapkan fasilitas pendukung, sehingga pasien bisa ditangani dengan cepat begitu sampai di rumah sakit.

“Kalau di dunia medis, kita harus beradu kecepatan. Saya belum pernah baca artikel soal layanan ambulans udara di Indonesia, jadi belum tahu apakah waktu 30 menit itu terbilang lambat atau sudah cepat,” katanya.

Dini menambahkan, layanan ambulance udara saat ini masih terbatas untuk pasien RS Medistra. Ketika layanan ini sudah reguler, tak menutup kemungkinan layanan tersebut terbuka untuk umum lewat nomor hotline.

“Pihak Whitesky akan menawarkan model evakuasi medis ini ke PT Jasa Marga. Layanan seperti ini sudah dikembangkan oleh banyak negara. Pasien bisa cepat ditangani dokter, dan kemacetan di jalan tol juga bisa diatasi segera,” ujarnya.

Dini mengakui saat ini RS Medistra belum memiliki landasan heli di gedung sendiri. Sementara ini masih meminjam helipad milik Kementerian Perindustrian di Jalan Gatot Subroto Jakarta. Karena gedung tersebut berada paling dekat dengan RS Medistra.

“Selain membangun landasan helipad sendiri, kami juga akan meminjam di tempat lain. Ada sekitar 170 titik pendaratan di atas gedung-gedung di Jakarta,” tuturnya.

Ditanya soal tarif evakuasi untuk sekali terbang, Dini menyebut sekitar Rp6-7 juta. Angka itu terbilang murah untuk pasien VIP maupun VVIP di RS Medistra. “Karena itu, layanan masih terbatas untuk pasien RS Medistra. Untuk pasien umum, mungkin angka Rp6-7 juta masih terbilang mahal,” katanya.

Ditanya apakah layanan ambulans udara berlaku 24 jam, Dini mengatakan, peraturan di Jakarta tidak memungkinkan untuk terbang di malam hari. Karena itu, layanan terbatas sampai pukul 6 sore. Jika peraturan terbang dapat diubah, maka layanan akan tersedia selama 24 jam. (Tri Wahyuni)

Related posts