
JAKARTA (Suara Karya): Riset vaksin covid-19 dengan platform sub unit protein rekombinan yang dikembangkan Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) siap masuk tahap hilirisasi. Hasil riset bakal diproduksi secara massal oleh PT Bio Farma.
“Riset Vaksin Merah Putih yang kami kembangkan siap dihilirisasi. Prosesnya sudah disesuaikan dengan permintaan industri, yaitu PT Bio Farma,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman, Wien Kusharyoto dalam siaran pers, Selasa (25/1/22).
Keberadaan vaksin Merah Putih buatan Indonesia menjadi harapan publik di Tanah Air sejak pertengahan 2021 lalu. Vaksin nasional itu diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam memukul balik perkembangan virus covid-19, serta menjadi kebanggaan terhadap kualitas riset nasional.
Mendukung pernyataan Wien, Peneliti PRBM Eijkman-BRIN, Tedjo Sasmono mengatakan, saat ini perkembangan Vaksin Merah Putih yang diteliti tim PRBM Eijkman-BRIN sudah dalam tahap hilirisasi di mitra industri, yakni PT Bio Farma.
Ia berharap dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan uji pra-klinik dan klinik. “Semoga vaksin covid-19 karya anak bangsa ini bisa berkontribusi dalam penangulangan pandemi dan menjadi wahana untuk kemandirian bangsa dalam riset vaksin,” ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah, Periset Laboratorium Terapeutik dan Vaksin, Andri Wardiana mengatakan, sebenarnya sampai saat ini Indonesia belum berhasil membuat vaksin ataupun obat biologi lainnya secara mandiri.
“Dalam artian, dari mulai desain awal dan baru bisa melakukan transfer teknologi seperti yang dilakukan Bio Farma dan beberapa perusahaan farmasi lainnya,” katanya.
Menurutnya, supaya Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri, harus dimulai dengan melakukan kerja sama banyak pihak. Dukungan secara menyeluruh dari berbagai pihak meliputi akademisi/ peneliti, pelaku industri dan pendukung lainnya, termasuk political will dari pemerintah juga diperlukan.
Andri mencontohkan, pengembangan vaksin covid-19 dari Oxford/Astrazeneca, dimana berbagai macam institusi saling memberi dukungan. Berbagai institusi bekerja sama menghasilkan satu jenis vaksin yang mendapat Emergency Use Authorization (EUA) di awal.
“Kita harus mulai seperti itu, kepakaran dari berbagai bidang berkumpul dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan utama yaitu kemandirian produksi vaksin,” ucap Andri menegaskan.
Ia berharap, program Vaksin Merah Putih bisa menjadi momentum untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri. “Kita harus mulai belajar memperbaiki hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih ini,” kata Andri menandaskan. (Tri Wahyuni)