
JAKARTA (Suara Karya): Pada rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan, akan mengembangkan destinasi wisata olahraga di Indonesia. Hal tersebut dikatakan Sandi usai dirinya berkunjung ke Mandalika untuk meninjau kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika.
DPSP The Mandalika sendiri dikembangkan oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan The Mandalika Lombok.
Rencana tersebut didukung oleh Anggota Komisi X Yoyok Sukawi. Dirinya berharap Kemenparekraf jangan berfokus hanya pada Mandalika saja, melainkan wisata olahraga di daerah lain seperti di Semarang, Jawa Tengah yang memiliki sirkuit dengan pemandangannya yang indah dan sering digunakan untuk Motocross Grand Prix (MXGP) yang merupakan ajang lomba olahraga cukup bergengsi di tingkat Internasional.
“Harapan saya jangan hanya Mandalika namun seperti pak menteri ketahui olahraga hari ini. Olahraga moto sport, banyak sekali sirkuit-sirkuit di daerah. Contohnya di Semarang ada sirkuit yang sering dipakai untuk MXGP untuk kelas Internasional,” ucap Yoyok saat rapat kerja dengan Menteri Parekraf Sandiaga Uno beserta jajaran yang digelar secara virtual, Selasa (26/1/2021), seperti dilansir dpr.go.id.
Yoyok menjelaskan sirkuit moto sport tersebut dekat dengan desa-desa wisata yang apabila diperhatikan akan memberi dampak positif pada perkembangan desa-desa wisata di sekitarnya. “Kita harus bangkitkan desa wisata secara massif, dengan cara tingkatkan anggaran untuk program desa wisata yang langsung menyentuh ekonomi rakyat di daerah Pak Menteri,” terang Politisi Fraksi Demokrat itu.
Di sisi lain, Yoyok menerangkan, olahraga moto sport ini masih memiliki kendala birokrasi, karena belum adanya regulasi yang mampu menjamin untuk kelancaran aktivitas olahraga terutama bagi peserta dari laur negeri yang kerap kesulitan dalam membawa kendaraannya maupun suku cadangnya masuk ke Indonesia.
“Sebenarnya wisata olahraga dalam hal ini moto sport Indonesia sangat menarik wisatawan asing. Namun sulit sekali regulasinya. Birokrasi peserta untuk keluar masuk Indonesia membawa spare part, membawa mobil, membawa motor dan lain sebagainya itu sangat sulit dan ribet sekali di Bea Cukai maupun di kementerian-kementerian,” ujar Yoyok.
Ia berharap Kemenparekraf bersinergi dengan kementerian dalam membuat regulasi, sehingga akan memudahkan dan melindungi peserta dari luar negeri. “Dengan begitu, desa-desa wisata yang di daerah yang berdekatan dengan arena balapan akan ikut berkembang,” pungkasnya. (Pramuji)