JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) dari Unit Kegiatan Mahasiswa Rekayasa Teknologi Robot berhasil mengembangkan alat pendeteksi kerusakan jalan yang diberi nama ROAD MAP.
Alat tersebut terdiri dari perangkat keras, yaitu kamera, komputer, dan LCD. Dan perangkat lunak berupa model deteksi objek dan website, serta database.
Berkat inovasi itu, tiga mahasiswa UPER yaitu Muhammad Harish, Pande Kadek Tresna Juliana dan Alya Aprimavista berhasil meraih Juara 1 Kategori Karya Tulis Ilmiah dalam Lomba Robot Nasional 2023 di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Harish menjelaskan, setiap peserta dalam kompetisi itu ditantang untuk membuat inovasi robotika yang berkaitan dengan Energi Baru Terbarukan (EBT), kesehatan, Internet of Things (IoT), lingkungan dan digitalisasi.
“Sub-tema yang kami pilih dalam kompetisi terkait pemanfaatan IoT dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia,” kata Harish di Universitas Pertamina, Sabtu (8/4/23).
Cara kerja ROAD MAP, Harish memaparkan, sistem bekerja dengan cara memasang kamera pada kendaraan. Menggunakan algoritma machine learning (ML) yang telah dibuat sebelumnya, kamera akan otomatis mengambil gambar jika menemui area jalan yang rusak.
“Foto yang diambil itu kemudian dikirimkan ke website secara real-time agar petugas berwenang dapat segera mendata lokasi jalan yang rusak,” ujarnya.
Pande menambahlan, pendataan biasanya dilakukan secara manual oleh petugas. Namun proses itu akan memakan waktu lama.
“Sistem yang kami buat akan mempersingkat waktu, karena pencatatan dan pengukuran data serta pengambilan gambar dilakukan secara otomatis melalui sensor di kamera,” ucap Pande.
Sistem ROAD MAP memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi, sebesar 88,4 persen. Nilai itu didapat berdasarkan kemampuan kamera dalam mengenali objek kerusakan jalan.
“Agar dapat nilai akurasi yang tinggi, kami menggunakan 740 gambar jalan rusak untuk melatih model machine learning,” tuturnya.
Pande berharap, inovasi itu dapat dikembangkan ke tahap yang lebih serius, khususnya pada pengembangan perangkat keras dan lunak, serta penghitungan biaya.
“Sistem ini dapat digunakan oleh perusahaan maupun pemerintah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia,” kata Pande menandaskan.
Alat ROAD MAP menjadi penting, karena Kementerian Perhubungan menyebut moda transportasi darat akan mendominasi mudik lebaran 2023 atau sebanyak 22,07 persen dari total pemudik. Kondisi jalan yang prima menjadi salah satu faktor penentu kelancaran mudik.
Pasalnya, jalan yang bopeng akan meningkatkan risiko kecelakan. Pada periode mudik tahun lalu, Kepolisian mencatat ada 2.945 kasus kecelakaan di jalur transportasi darat.
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR pada 2021 mendata, setidaknya ada 3.848,15 km jalan nasional dalam kondisi rusak dan 2.901 km jalan marjinal yang memerlukan penanganan segera.
“Untuk mengantisipasi kecelakaan akibat kondisi jalan bermasalah, pentingnya mengembangkan sistem pemetaan jalan rusak berbasis kecerdasan buatan,” ucap Pande. (Tri Wahyuni)