Suara Karya

Majukan Budaya Lokal, Festival Tlatah Bocah Kembali Digelar!

JAKARTA (Suara Karya): Setelah vakum selama dua tahun karena pandemi covid-19, Festival Tlatah Bocah (FTV) kembali digelar tahun ini. Tak hanya satu, tetapi dua kesempatan, yaitu di Magelang pada 7-9 Juli dan di Kendal pada 1-6 September 2023.

Festival terselenggara berkat kolaborasi aktivis di Magelang dengan para komunitas seni dari berbagai daerah di Indonesia.

“Tema FTB tahun ini adalah ‘urip iku urup’, yang artinya hidup harus berkarya,” kata Direktur Tlatah Bocah, Gunawan Julianto dalam siaran pers, Kamis (6/7/23).

Pemilihan tema itu, menurut Gunawan, merujuk pada keberhasilan Indonesia dalam melewati masa kritis pandemi covid-19. Keberhasilan itu harus dirayakan lewat karya yang merujuk filsafah Jawa yaitu ‘hamemayu Hayuning Bawana’ atau mempercantik keindahan dunia.

“FTB tahun ini dibuat dua kali untuk menampung potensi dari komunitas anak mandiri yang berkembang di berbagai daerah,” ujarnya.

Pertama, FTB yang akan digelar untuk ke-14 kalinya itu berlangsung di Dusun Sawangan, Desa Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada 7-16 Juli.

Dalam gelaran itu ditampilkan 41 pertunjukan dan 11 lokakarya. Para penampil berasal dari sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur.

Disebutkan, antara lain Jepara, Kendal, Semarang, Surakarta, Purworejo, Salatiga, Boyolali, Magelang, Sleman, Gunungkidul, serta berbagai komunitas dari kawasan Gunung Sumbing, Perbukitan Menoreh, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Sedangkan pengisi acara dan relawan dari Jawa Timur, antara lain berasal dari Kabupaten Kediri.
Kegiatan FTB terdiri dari pentas seni, lokakarya dan lapak komunitas.

Ditambahkan, FTB tahap kedua akan digelar di Dusun Ngasem, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, pada 1-16 September 2023.

Pada gelaran kedua, rangkaian kegiatan mirip dengan FTB di Magelang. Namun, para pengisi acara berasal dari komunitas sekitar Kabupaten Kendal dan luar daerah.

Sebagai pendiri Tlatah Bocah, Gunawan menegaskan, FTB saat ini sudah menjadi festival milik semua orang. Karena itu, ia tidak berani mengklaim festival tersebut semua adalah miliknya

“Apalagi melegalkan FTB sebagai badan hukum. Karena sejak awal FTB, banyak orang yang terlibat dan saling bahu membahu demi terselenggaranya FTB,” tuturnya.

Gunawan mengungkapkan, banyaknya penyaji acara yang mendaftar FTB kali ini, hingga membuat daftar antrian. Selain 41 penyaji, ada belasan komunitas lain yang masuk dalam daftar cadangan.

Aktivis dan tokoh seni dari Sanggar Bangun Budaya, Dusun Sumber, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Setiyoko menyatakan, sanggarnya terlibat dalam FTB sejak awal FTB digelar pada 2007.

“FTB yang digelar pertama kali itu memberi dampak sangat positif. Bahkan, kami membentuk jejaring dengan komunitas lain yang tidak terpikirkan sebelumnya,” ucapnya.

Selain itu, lanjut pria yang akrab dipanggil Yoko, kehadiran seniman dari luar negeri, yang tinggal di dusun juga tidak bisa diabaikan. Karena banyak karya kolaborasi tercipta di dusun tersebut.

Hal senada dikemukakan aktivis FTB dari Dusun Sawangan, Kabupaten Magelang, Susanto. “Meski baru terlibat dalam FTB pada 2018, saya senang karena bisa belajar dari kelompok seni lain,” katanya.

Ia mengaku sempat galau, apakah kegiatan FTB akan didukung warga sekitar dusun. “Meski awalnya, masyarakat terlihat adem ayem, namun selama 1,5 bulan terakhir warga gotong royong membuat instalasi arena pertunjukan,” ucap Susanto. (Tri Wahyuni)

Related posts