Suara Karya

Wow, 7 dari 10 Peraih Nilai Tertinggi UTBK-SNBT 2024 Masuk Fakultas Kedokteran!

JAKARTA (Suara Karya): Program studi Pendidikan kedokteran hingga kini menjadi incaran para siswa berprestasi. Hal itu terlihat pada hasil ujian tulis berbasis komputer (UTBK) pada seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) 2024 yang diumumkan sore ini.

Ketua Umum Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024, Ganefri dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (13/6/24) menyebut, tujuh dari 10 peraih nilai tertinggi UTBK-SNBT 2024 berhasil diterima Fakultas Kedokteran (FK) di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN).

“Meski pendidikan kedokteran diborong 7 dari 10 peraih nilai tertinggi UTBK-SNBT 2024, tetapi peraih nomor satu dengan nilai 859,13 diterima di Teknik Elektro, Universitas Indonesia (UI). Saya tak mau sebut namanya, tetapi bisa kalian ditelusuri di UI,” ucap Ganefri.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024, hari ini, mengumumkan 231.104 peserta UTBK-SNBK 2024 dinyatakan lulus dan berhak masuk PTN.

Pengumuman melalui laman https://pengumuman-snbt-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id, dengan cara memasukkan Nomor pendaftaran UTBK-SNBT 2024 dan Tanggal Lahir Peserta sesuai data diri yang telah teregistrasi pada sistem SNPMB.

Hadir dalam kesempatan itu, Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemdikbudristek), Abdul Haris; Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi), Kemdikbudristek, Kiki Yuliati; dan jajaran Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB 2024.

Ganefri yang juga Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) itu menjelaskan, tak hanya fakultas kedokteran yang menjadi incaran para siswa berprestasi, tetapi juga beberapa prodi lainnya.

Disebutkan 20 prodi yang memiliki keketatan paling tinggi, yaitu Farmasi (D3) Universitas Sebelas Maret (UNS), Keperawatan Anestesiologi (D4) UNS, Kebidanan (D4) Universitas Padjajaran (Unpad), Manajemen Bisnis (D3) UNS, dan Hubungan Masyarakat (D3) UI.

Selain itu ada Teknik Sipil (D4) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Analis Farmasi dan Makanan (D3) Universitas Sumatera Utara, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (D4) UNS, Akuntasi (D3) UI, Bisnis Kreatif (D4) UI, Administrasi Pemerintahan (D4), Unpad, dan Akuntasi Sektor Publik (D4) UGM.

Prodi favorit lainnya adalah Statistika Terapan dan Komputasi (D3) UNNES, Teknik Informatika (D3) UNS, Perpajakan (D3) UNS, Administrasi Perpajakan (D4) UI, Bahasa Inggris (D4) UGM, Manajemen Pemasaran (D3) Universitas Airlangga, Administrasi Keuangan dan Perbankan (D3) UI, dan Administrasi Perpajakan (D3) USU.

Ganefri mengungkap fakta menarik soal 20 prodi yang memiliki keketatan paling tinggi adalah prodi vokasi di PTN akademik, bukan PTN vokasi seperti Politeknik.

“Mereka ingin kuliah vokasi, tetapi di PTN akademik. Karena orang selalu bertanya lulusan dari kampus mana, bukan dari prodi apa. Itu kenapa PTN akademik lebih menarik karena mengejar ‘bungkus’-nya,” ujar Genafri.

Ia mengingatkan, peserta SNBT 2024 yang lulus dan sudah melakukan mendaftar ulang, tidak boleh ikut seleksi mandiri tahun 2024 di PTN mana pun. Hal itu untuk menekan kasus bangku kosong di PTN yang ditinggalkan pemiliknya.

“Seharusnya bangku itu bisa dimanfaatkan oleh peserta lain. Kecuali mereka yang belum daftar ulang, masih boleh tes lagi di jalur mandiri,” kata Rektor Universitas Negeri Padang itu menegaskan.

Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024 diikuti 145 perguruan tinggi, yang terdiri atas 75 PTN akademik, 26 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan 44 politeknik negeri sebagai PTN Vokasi.

Total daya tampung SNBT 2024 disebutkan 272.248 kursi. Dari jumlah itu, tersisa 41.144 kursi kosong karena ada beberapa program studi yang tidak memiliki pendaftar. Terbanyak di PTN wilayah Timur Indonesia.

“Soal kursi ini menjadi kebijakan masing-masing kampus, apakah akan diisi melalui jalur mandiri atau dibiarkan kosong,” ujarnya.

Soal jumlah pendaftar SNBT 2024, Ganefri menyebut jumlahnya meningkat dibanding tahun lalu, sebanyak 785.058 lulusan sekolah lanjutan tingkat atas, yang terdiri atas 552.358 lulusan SMA, 126.656 lulusan SMK, 99.871 lulusan madrasah aliyah (MA), 968 lulusan sekolah satuan pendidikan kerja sama (SPK) SMA dan 5.205 lulusan sekolah lainnya. (Tri Wahyuni)

Related posts