JAKARTA (Suara Karya): Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menargetkan terbentuknya Dewan Kebudayaan di setiap provinsi. Hal itu sesuai dengan nomenklatur dari Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Saat ini baru ada 2 provinsi yang memiliki Dewan Kebudayaan, yaitu Bali dan Yogyakarta. Semoga provinsi lain bisa segera membentuk Dewan Kebudayaan,” kata Fadli Zon dalam acara ‘Ngopi Pagi’ bersama komunitas budaya, di Jakarta, Kamis (21/11/24).
Fadli Zon dalam kesempatan itu didampingi Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha. Acara dihadiri 158 pelaku budaya dari lebih 50 komunitas dan asosiasi kebudayaan.
Beberapa perwakilan dari komunitas budaya, antara lain Ratri Anindyajati dari Indonesia Dance Festival; Agus Mulyana dari Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI); Ratna Riantriano dari Teater Koma; Naen Suryono dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI); Erasmus Cahyadi dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Ditanya soal rencana kerja terkait pembentukan Dewan Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk pembuatan nomenklatur Dewan Kebudayaan Daerah.
“Nomenklatur tersebut akan digunakan untuk menghidupkan Dewan Kebudayaan di daerah-daerah,” ujarnya.
Seperti keberadaan Dewan Kesenian di daerah, Fadli Zon berharap lembaga tersebut masih banyak yang aktif. “Saya tidak tahu apakah masih banyak Dewan Kesenian di daerah yang aktif. Kita data dulu,” ujarnya.
Disinggung soal stimulus bagi daerah yang ingin membentuk Dewan Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan, pihaknya akan mengusulkan kepada menteri keuangan soal Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk non-fisik.
“DAK non-fisik ini kan bisa diakses untuk kegiatan atau event. Sejauh yang saya lihat, mereka menerima DAK non-fisik tidak ada masalah dengan eventnya. Mereka bisa menyalurkan event itu dalam setahun itu sebagai stimulus,” ungkapnya.
Terkait acara ‘Ngopi Pagi’, Menteri Kebudayaan mengajak pelaku budaya, seniman, dan budayawan untuk bersama-sama memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia.
“Lewat acara ini, saya ingin mendapat masukan dari komunitas budaya untuk memajukan kebudayaan Indonesia,” katanya.
Fadli Zon berharap berbagai gagasan inovatif dapat diidentifikasi untuk mendukung program kebudayaan pada 2025. “Kita ingin memetakan potensi kolaborasi antara komunitas, asosiasi, dan pelaku budaya. Bersama, kita akan memperkuat kebudayaan bangsa,” ujarnya.
Ia menyebutkan, Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya, tak hanya ‘diversity’ tetapi sudah ‘megadiversity’. Apalagi Pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan kewajiban negara untuk memajukan kebudayaan nasional dan menjaga keberagaman budaya bangsa.
“Kekayaan budaya adalah ‘national treasure’ yang harus kita perkuat dan apresiasi bersama-sama,” ucapnya menegaskan.
Menbud mengumumkan jumlah Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang mencapai angka 2.213, dan 13 di antaranya terdaftar di UNESCO, termasuk Wayang, Keris, Batik dan Gamelan.
“Pemerintah akan terus berupaya untuk mendaftarkan lebih banyak lagi warisan budaya Indonesia ke UNESCO. Ini langkah besar untuk memastikan, kebudayaan Indonesia tak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi kancah dunia,” ujarnya. (Tri Wahyuni)

