Suara Karya

30 Siswa SMA Labschool Cirendeu Ikuti Pelatihan Digital Audio Workstation

JAKARTA (Suara Karya) : Sebanyak 30 peserta terdiri dari siswa-siswi aktif SMA Labschool Cirendeu mengikuti pelatihan perekaman musik menggunakan Digital Audio Workstation (DAW). Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dibagi  dua sesi utama dalam satu hari, 30 Juli 2025.

Menariknya, mayoritas dari peserta yang hadir belum pernah mendapatkan pelatihan perekaman musik menggunakan Digital Audio Workstation (DAW) sebelumnya, sehingga pelatihan ini menjadi pengalaman baru yang sangat berkesan.

Dalam pelatihan ini, peserta diperkenalkan dengan DAW BandLab, sebuah platform produksi musik digital berbasis daring yang dapat diakses secara gratis melalui berbagai perangkat, baik smartphone maupun laptop/PC. Kemudahan akses ini membuat peserta lebih cepat beradaptasi, dan mampu langsung terlibat aktif dalam praktik produksi musik digital tanpa hambatan teknis yang berarti.

Meskipun pelatihan hanya berlangsung satu hari, suasana kegiatan terasa sangat hidup dan interaktif. Peserta terlihat sangat antusias saat mulai menjelajahi fitur-fitur BandLab, mencoba merekam vokal, menambahkan efek suara, hingga menyusun proyek audio secara mandiri maupun berkelompok. Mereka aktif mengajukan pertanyaan, berdiskusi dengan pelatih, dan berani mengemukakan ide-ide kreatif selama proses berlangsung. Keterlibatan peserta tidak hanya tercermin dari partisipasi teknis, tetapi juga dari semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia produksi musik digital.

Pelatihan ini bukan hanya menjadi ajang pengenalan teknologi, tetapi juga mendorong peserta untuk mengekspresikan diri secara kreatif melalui media musik. Dengan semangat yang mereka tunjukkan, terlihat jelas bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif dan membuka wawasan baru bagi para siswa dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana pengembangan bakat dan keterampilan di era digital.

Selain beberapa capaian yang telah diraih dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini, terdapat pula beberapa kendala yang dihadapi selama proses berlangsung. Beberapa hambatan tersebut antara lain:

Ketidakterseragaman perangkat peserta, seperti penggunaan smartphone, tablet, maupun laptop, yang menyebabkan perbedaan tampilan antarmuka pada aplikasi DAW BandLab. Hal ini berdampak pada variasi dalam mengikuti instruksi, karena tata letak menu dan fitur tidak selalu sama di setiap perangkat.

Kurangnya pengalaman peserta dalam bidang musik digital, di mana sebagian besar peserta belum pernah mengikuti pelatihan khusus, seperti kursus alat musik atau kelas produksi musik. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyerap materi teknis, khususnya dalam proses perekaman digital.

Minimnya rasa percaya diri saat merekam vokal, yang dialami oleh beberapa peserta. Dalam hal ini, tim P2M berupaya memberikan dorongan motivasi agar peserta lebih berani mengekspresikan diri dan nyaman dalam proses perekaman suara.

Meski demikian, tanggapan dari para peserta terhadap kegiatan P2M ini sangat positif. Mereka mengaku memperoleh wawasan baru bahwa perangkat yang sehari-hari mereka gunakan, seperti smartphone, ternyata dapat dimanfaatkan untuk memproduksi karya audio, termasuk musik, narasi podcast, voiceover, hingga dokumentasi suara lainnya.

Pelatihan ini membuka cakrawala berpikir mereka bahwa teknologi digital bukan hanya untuk konsumsi hiburan, tetapi juga dapat menjadi sarana produktif untuk berkarya. Harapannya, melalui pengalaman ini, para peserta semakin memahami pentingnya literasi digital, khususnya dalam konteks perekaman dan produksi audio secara mandiri.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan P2M ini, tim merencanakan untuk menyusun program pendampingan lanjutan dalam bentuk pelatihan berkala atau kelas intensif yang berfokus pada produksi musik digital menggunakan DAW BandLab. Program ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman teknis peserta, mengasah kreativitas dalam menciptakan karya audio, serta membangun kepercayaan diri dalam proses produksi.

Selain itu, akan dibuka ruang kolaborasi antara siswa dan tim P2M melalui platform daring, sehingga peserta dapat terus berlatih, berdiskusi, dan berbagi hasil karya mereka secara berkelanjutan. Diharapkan dengan adanya keberlanjutan program ini, kemampuan literasi digital dan keterampilan produksi musik para siswa dapat berkembang secara signifikan dan memberi dampak positif dalam proses pembelajaran maupun pengembangan diri mereka di masa depan.(Warso)

Related posts