Suara Karya

Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia-Korea, Program HOI akan Diperluas Tahun Depan!

JAKARTA (Suara Karya): Program House of Indonesiana (HOI) yang digagas bersama Kementerian Kebudayaan Indonesia dan Korea Creative Content Agency (KOCCA) akan diperluas tahun depan.

“Program House of Indonesia ini menjadi contoh nyata, bahwa kebudayaan tidak saling sikut, tetapi justru tumbuh lewat kolaborasi,” kata Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha dalam acara ‘HOI Week 2025’ di Main Atrium KOREA 360, Lotte Mall Jakarta, Rabu (15/10/25).

Hadir dalam kesempatan itu, Duta Besar Korea untuk Indonesia, Park Soo Doek; Direktur KOCCA Regional Indonesia, Lee Gi Haun; Direktur PT Iconix Asia Pasific, Nam Han Kil; Dirjen Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kemenbud, Endah Tjahjani; dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Kemenbud, Mardisontori.

Dalam sambutannya, Giring kembali menegaskan, pentingnya kolaborasi lintas budaya untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional. Budaya tak hanya menjadi warisan, tetapi juga sumber inovasi dan kekuatan ekonomi.

“Saya melihat sendiri bagaimana anak muda kita, peserta Program House Of Indonesiana ini membuat karakter animasi, film dokumenter, dan konten budaya yang mengangkat nilai lokal secara luar biasa,” tuturnya.

Giring berharap HOI bisa menjadi rumah bagi talenta muda Indonesia agar siap bersaing di kancah global. “HOI ini bukan hanya pelatihan, tapi investasi pada masa depan budaya bangsa,” katanya.

Hal senada dikemukakan Duta Besar Korea untuk Indonesia, Park Soo Doek. Ia menilai HOI merupakan simbol kerja sama budaya yang erat antara dua negara, Korea dan Indonesia.

“Karya animasi dan dokumenter yang dihasilkan peserta tak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tapi juga semangat kolaborasi lintas budaya yang menjadi inti dari proyek ini,” ucap Park.

Ia menambahkan, jaringan pusat pelatihan akan terus diperluas tahun depan, agar lebih banyak kreator muda Indonesia dapat berpartisipasi dalam HOI.

Direktur KOCCA Regional Indonesia, Lee Gi Haun menyebut program HOI menjadi platform penting untuk menemukan dan mengembangkan talenta kreatif di Indonesia, serta memperkuat kemandirian industri konten di daerah.

Program HOI yang dirintis sejak 2024 telah berkembang pesat. Dimulai dari 150 peserta di Jakarta, program berkembang menjadi 530 peserta di 5 wilayah, yaitu Jakarta, Makassar, Badung Bali, Jambi dan Cirebon.

Pada 2026, Program HOI diperluas hingga 630 peserta di 6 kota. Selain 5 wilayah yang sudah masuk dalam program, ada tambahan satu wilayah lagi, yaitu Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seperti dijelaskan Direktur PT Iconix Asia Pasific, Nam Han Ki, karena program menyasar talenta muda, maka usia peserta dibatasi maksimal 35 tahun. “Program ini terbuka bagi anak muda di Indonesia usia dibawah 35 tahun,” ucapnya.

Nam menambahkan, kegiatan pelatihan meliputi animasi yang dilakukan di Jakarta; dokumenter di kelas yang ada di Makassar; konten seluler untuk Sikka dan Jambi; sedangkan materi seputar pendidikan budaya berlangsung di Cirebon.

Program pelatihan mencakup tiga tingkatan yaitu dasar, menengah, dan lanjutan. Ide yang disampaikan peserta dari tingkat dasar hingga tingkat menengah, kemudian dikembangkan menjadi karya nyata di tingkat lanjutan.

“Para pengajar berasal dari Korea dan Indonesia, yang memang ahli di bidangnya. Pelatihan menggunakan pendekatan berbasis praktik, sehingga proses pembelajarannya sangat disukai peserta,” ujarnya.

Selain mengikuti pelatihan, peserta HOI mendapat voucher pendukung yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas dan proses pembelajaran. Peserta yang lulus pelatihan akan mendapat sertifikat.

Nam menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Asosiasi Industri Animasi Indonesia dan Dipadira Studio untuk kelas Animasi di Jakarta.

“Kelas animasi juga akan dibuka di Badung Bali pada tahun depan. Sama seperti di Jakarta, kami akan bangun studio dubbing untuk pelatihan pascaproduksi,” ujarnya.

Di Jambi, pelatihan pembuatan konten budaya akan digelar di Jambi Center. “Kami akan bekerja sama dengan IndonesianaTV untuk live streaming,” katanya.

Nam juga menegaskan seluruh pelatihan diberikan secara gratis, dengan dukungan fasilitas peralatan produksi, sertifikat, dan kesempatan menampilkan karya di platform internasional seperti KOREA 360. (Tri Wahyuni)

Related posts