Suara Karya

BINUS Luncurkan Beasiswa Penuh Prodi PGSD untuk Calon Pendidik

JAKARTA (Suara Karya): BINUS University meluncurkan Program Beasiswa Penuh (100 persen) untuk Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi pendidik berkelas dunia.

Peluncuran tersebut diumumkan dalam ajang ‘EduTalks 2025: Shaping Future Educators, Inspiring Global Impact’ yang digelar di Auditorium BINUS @Kemanggisan Anggrek Campus, Jakarta, Kamis (25/9/25).

Acara yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, praktisi pendidikan, hingga pelaku industri itu berlansung meriah, karena tak hanya menggelar talkshow inspiratif, tetapi juga trial class, hingga pertunjukan kreatif oleh mahasiswa PGSD.

Talkshow inspiratif menghadirkan tiga narasumber, yaitu Co-Founder Co-Learn, Marc Irawan, Advisor Indonesia Mengajar, Evi Trisna, dan alumni PGSD BINUS yang juga pengajar di Global Prestasi Mandiri Bekasi, Lorensia Ria Audini.

Dekan Faculty of Humanities BINUS University, Dr Elisa Carolina Marion, SS, MSi dalam sambutan pembukanya menegaskan, beasiswa Prodi PGSD adalah wujud nyata komitmen BINUS dalam melahirkan guru dengan standar internasional.

“Lulusan PGSD Binus tak hanya kompeten dalam mengajar, tetapi juga memiliki daya saing global dan mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. Salah satunya, edupreneur berbasis teknologi yang bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” ujarnya.

Ia menambahkan, pandemi Covid-19 menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah kebutuhan utama setiap keluarga. “Saat banyak bisnis terhenti, pendidikan tetap berjalan. Uang sekolah tetap dibayar, karena masyarakat percaya pendidikan adalah prioritas yang tidak bisa ditunda,” ucap Elisa.

Berangkat dari pengalaman pribadinya, Elisa kembali menegaskan keyakinan orangtua akan pentingnya pendidikan sebagai kunci perubahan hidup. “Saya bukan berasal dari keluarga berada. Tapi orang tua saya selalu percaya, anaknya harus kuliah. Pendidikanlah yang bisa mengubah masa depan,” tuturnya.

Hal senada dikemukakan Ketua Program PGSD BINUS University, Wahyu Setioko, SSi, MA, PhD. Katanya, lulusan PGSD tak hanya menjadi guru sekolah dasar, tetapi juga profesional di berbagai ekosistem pendidikan, termasuk perusahaan teknologi edukasi.

“Kebutuhan guru di Indonesia masih sangat besar dan kualitas guru harus bisa menjawab tantangan zaman. Karena itu, 30 persen perkuliahan di PGSD BINUS menggunakan bahasa Inggris,” kata Wahyu Setioko, yang akrab dipanggil Koko tersebut.

Ditambahkan, beasiswa penuh itu berlaku selama 4 tahun masa studi, dengan syarat mahasiswa dapat menjaga IPK minimal 3,0. Selain itu, motivasi dan kemampuan dasar berbahasa Inggris menjadi modal utama yang akan diseleksi.

“Tidak perlu fasih, tapi setidaknya bisa memahami percakapan dan mengikuti perkuliahan. Nanti selama perkuliahan, kemampuan bahasa Inggris mahasiswa akan terus ditingkatkan,” ujarnya.

Selama 11 tahun berdiri, PGSD BINUS telah menghasilkan alumni yang kini mengajar di berbagai sekolah nasional maupun internasional. Dari jumlah itu, ada sekitar 30 persen lulusan bekerja di sekolah berkurikulum internasional, termasuk BINUS School dengan kurikulum Cambridge dan IB.

Menariknya, minat generasi muda untuk berkarier di bidang pendidikan, menurut Koko, kembali meningkat dalam 2 tahun terakhir ini. Hal itu terlihat pada jumlah mahasiswa Prodi PGSD BINUS.

“Kenaikan jumlah mahasiswa karena kami menghadirkan ekosistem multidisiplin yang menarik bagi Gen Z. Selain menjadi guru, lulusan PGSD BINUS, bisa bekerja di edutech, museum sains, penulisan buku anak, hingga kolaborasi dengan game developer. Pendidikan adalah sektor luas yang bisa diisi dengan berbagai keahlian,” ucapnya.

Hal serupa ditegaskan Co-Founder Co-Learn, Marc Irawan. Katanya, teknologi akan mengubah peran guru menjadi fasilitator pembelajaran berbasis digital.

“Lulusan PGSD BINUS memiliki peluang karier luas, mulai dari content creator pendidikan, learning consultant, hingga product specialist di perusahaan EdTech,” jelasnya.

Sementara itu, Advisor Indonesia Mengajar, Evi Trisna mengingatkan pentingnya inovasi tanpa melupakan nilai lokal. “Jadilah pendidik yang berani berinovasi, terbuka pada perkembangan, namun tetap berakar pada nilai-nilai bangsa,” katanya.

Kisah sukses Lorensia Ria Audini, alumni PGSD BINUS yang kini mengajar di Global Prestasi School Bekasi dengan kurikulum Cambridge juga ikut memberi inspirasi.

Katanya, pembelajaran di PGSD BINUS membekali dengan kompetensi global yang membuatnya percaya diri menembus sekolah internasional.

“Saya diterima di Global Prestasi School lewat jalur magang sebagai bagian dari tugas akhir kuliah. Saya diminta langsung kembali ke sekolah setelah dinyatakan lulus dari BINUS,” ujar Ria menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts