Suara Karya

Demi Generasi Emas, IDAI Luncurkan Rekomendasi Imunisasi Anak 2023

JAKARTA (Suara Karya): Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meluncurkan ‘Rekomendasi Imunisasi Anak 2023’ yang berisi pembaruan atas berbagai ilmu tentang imunisasi dan jadwal imunisasi anak terkini.

“Upaya ini untuk membantu anak-anak Indonesia mendapat kualitas hidup yang lebih baik, sehingga tercipta generasi emas Indonesia,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, disela acara peluncuran, di Jakarta, Senin (29/5/23).

Hadir pula Ketua Panitia Childhood Immunization Update (CIU) 2023, yang juga Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K); dan Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro, dr SpA (K).

Program vaksinasi untuk anak penting digaungkan kembali di masyarakat, karena selama masa pandemi dan pascapandemi, cakupan imunisasi turun secara signifikan. Di Jawa, cakupan menjadi sekitar 70 persen. Diluar Jawa, angkanya jauh dibawah itu.

Menurunnya jumlah anak yang diberi vaksinasi mengakibatkan munculnya sejumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi, seperti polio di Aceh dan Jawa Barat, Difteri dan campak di berbagai daerah Indonesia.

“Kejadian itu menjadi alarm bagi kita semua untuk meningkatkan kembali cakupan imunisasi di seluruh Indonesia, agar kekebalan komunitas bisa terwujud kembali dan KLB bisa dikendalikan,” ucapnya.

Prof Hartono Gunardi mengatakan, Rekomendasi Imunisasi IDAI 2023 mencakup 2 jenis vaksinasi baru; 1 jenis pembaruan vaksinasi, yakni vaksin dengue untuk demam berdarah bagi anak usia diatas 6 tahun; vaksin HPV untuk pencegahan kanker serviks pada anak perempuan usia diatas 12 tahun; serta pembaruan vaksin BCG untuk bayi dengan masalah imunitas seperti HIV.

“Vaksinasi yang direkomendasikan IDAI ini merupakan tambahan dari program imunisasi dasar milik pemerintah. Jika vaksinasi dari pemerintah itu gratis alias tidak dipungut, tetapi vaksinasi tambahan ini berbayar,” ujarnya.

Ditanyakan kisaran harga vaksinasi yang direkomendasikan IDAI, Prof Hartono mengakui, harganya masih terbilang mahal. Karena vaksin tersebut baru diterbitkan. “Vaksinasi rekomendasi IDAI hanya tersedia di dokter swasta,” ucapnya.

Ditambahkan, jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI diperbarui setiap 3 tahun. Hasil rekomendasi itu diharapkan masyarakat dapat melengkapi program imunisasi rutin dari pemerintah.

Sementara itu Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengingatkan keluarga Indonesia tentang pentingnya imunisasi ganda untuk mengejar keterlambatan imunisasi yang terjadi selama pandemi covid-19.

“Selama pandemi, banyak orangtua yang enggan membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk vaksinasi, karena takut tertular covid-19. Karena itu, anak perlu segera mendapat imunisasi ganda untuk perlindungan segera,” ujarnya.

Prof Sri Rejeki menegaskan, imunisasi ganda adalah memberi dua jenis vaksin yang berbeda dalam satu kesempatan, tetapi di tempat yang berbeda. Misalkan, suntikan di kaki kiri dan kaki kanan atau di kaki dan di lengan.

“Imunisasi ganda ini aman buat anak-anak. Cara ini telah dilakukan pemerintah sejak 2012 lalu, dan tidak ada efek samping,” ujar Prof Sri Rejeki seraya menambahkan layanan imunisasi ganda telah tersedia Puskesmas.

Manfaat dari imunisasi ganda adalah membantu keluarga mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan. Untuk itu, orangtua diminta tidak ragu meminta anaknya diimunisasi ganda, demi mengejar kelengkapan imunisasi dasar sesuai usianya.

“Karena anak yang terlindungi, tak hanya selalu sehat, tetapi juga lebih pintar,” kata Prof Sri Rejeki menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts