Suara Karya

Demi Karir Cemerlang, Mahasiswa Bisa Manfaatkan Program MBKM

JAKARTA (Suara Karya): Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani meminta kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti untuk memanfaatkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara optimal.

“Program tersebut memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk magang atau belajar di luar kampus hingga 3 semester. Pilih kegiatan untuk mendukung karir di masa depan,” kata perempuan yang akrab dipanggil Paris dalam acara Kuliah Perdana yang digelar STP Trisakti, di Jakarta, Kamis (15/9/22).

Paris menyebut, beberapa alternatif yang bisa dipilih mahasiswa dalam Program MBKM yaitu 5.3, 6.2 atau 7.1. Artinya, 5 semester di kampus dan 3 semester diluar kampus, 6 semester di kampus dan 2 semester di luar kampus atau 7 semester di kampus dan 1 semester di luar kampus.

Kegiatan di luar kampus pun beragam, mulai dari magang, pengabdian masyarakat di desa atau mengambil kuliah di luar kampusnya. “Jadi, mahasiswa sendiri yang mengatur mau seperti apa. Tentukan karirmu sejak semester 4, lalu cari kegiatan yang sesuai dengan rencana karir itu,” ucapnya.

Penetapan karir sejak duduk di bangku kuliah penting, karena mahasiswa masih banyak waktu untuk meraih kompetensi yang ingin dicapai. Karena setelah lulus, rencana karir akan terlambat. Karena bagi lulusan hanya ada persaingan di dunia kerja.

“Selagi mahasiswa, manfaatkan program magang secara optimal. Minta surat keterangan magang dari kampus, lalu berlatih secara serius. Jika ada industri yang menolak mahasiswa magang, maka laporkan. Kami akan tindaklanjuti,” ujarnya.

Dalam kesempatan Paris bertanya pada seorang lulusan baru terkait cita-citanya. Ia menyebut ingin memiliki kapal pesiar. “Bisa dicoba dengan magang dulu di kapal pesiar selama 3 semester. Pelajari cara kerja kapal pesiar secara detil, baru bisa jadi juragan kapal pesiar,” ucapnya.

Selain menekuni kompetensi yang dicita-citakan, Paris mengingatkan pentingnya belajar IT di era digital. Karena hampir semua bidang pekerjaan kini memerlukan kompetensi bidang IT. “Apa pun cita-citanya, pelajari IT secara serius. Tak perlu menjadi ahli, tetapi keahlian itu bisa mendukung usahamu dalam meraih cita-cita,” ujarnya.

Paris menyebut ada sekitar 1,6 juta jenis pekerjaan akan hilang di era digital. Namun, ada sekitar 2,4 juta jenis pekerjaan baru yang akan muncul di masa depan. Mahasiswa harus bisa mengetahui apa saja pekerjaan baru tetsebut, agar saat lulus sesuai kebutuhan.

“Jadi tak ada pengangguran terdidik, karena semua lulusan memenuhi kebutuhan kompetensi di masa depan. Ini yang perlu dipahami mahasiswa agar ilmunya sesuai dengan kebutuhan masa depan,” kata Paris menandaskan.

Hal senada dikemukakan Ketua Yayasan Trisakti, Mayjen (Purn) Dr Bimo Prakoso. Mahasiswa STP Trisakti harus memiliki keahlian yang tidak dimiliki mahasiswa kampus lain. Hal itu bisa digunakan untuk bekal bersaing di dunia kerja.

“Saat masih aktif, saya dulu harus bisa sit-up sebanyak 45 kali dalam 2 menit. Kalau kita mau mengerahkan segenap hati untuk meraih target itu, kita bisa. Begitu pun mahasiswa, mulai dari sekarang rancang tahapan untuk meraih cita-cita itu. Dengan demikian kita tahu, posisi kita ada dimana, kendala dan tahapan berikutnya,” ucap Bimo.

Sementara itu, Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati mengungkapkan, program magang telah lama dikembangkan kampusnya. Bahkan, tak sedikit mahasiswa yang mengambil magang di hotel-hotel luar negeri, seperti Hongkong, Singapura hingga China.

“Program MBKM itu tak terlalu sulit diterapkan STP Trisakti, karena model semacam itu telah kita terapkan lama. Termasuk magang di hotel-hotel di luar negeri, dan program double degree dengan kampus asing,” kata Fetty menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts