
JAKARTA (Suara Karya): Perumda Dharma Jaya menyiapkan langkah besar untuk memperkuat perannya sebagai BUMD pangan strategis DKI Jakarta. Mulai tahun 2026, perusahaan menargetkan kapasitas bisnis penggemukan sapi meningkat dua kali lipat, dari 5.000 ekor menjadi 10.000 ekor sapi.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menegaskan bahwa ekspansi ini merupakan bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung program nasional menuju populasi 1 juta ekor sapi.
“Ternyata penggemukan sapi ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan baru yang lumayan. Karena itu, tahun depan kami tingkatkan menjadi 10.000 ekor,” ujar Raditya, melalui keterang tertulisnya, Kamis (16/10/2025).
Selain memperbesar skala usaha peternakan, Dharma Jaya juga berambisi mengembangkan industri hilir daging sapi. Raditya menyebut, perusahaan sedang menyiapkan lini produk olahan seperti bakso dan sosis sebagai tahap awal diversifikasi bisnis.
“InsyaAllah sebentar lagi kita akan bikin produk-produk turunan seperti bakso dan sosis,” katanya.
Tak berhenti di situ, Dharma Jaya juga tengah mengkaji peluang produk lain seperti nugget sapi. Namun, berdasarkan riset internal, selera konsumen terutama anak-anak masih lebih condong pada nugget ayam. Meski begitu, perusahaan tidak menutup peluang menciptakan varian baru yang kompetitif di pasar.
Raditya menegaskan bahwa strategi diversifikasi ini akan memperkuat posisi keuangan Dharma Jaya sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap produk pangan yang terjangkau dan berkualitas.
“Kami ingin Dharma Jaya tidak hanya kuat di hulu, tapi juga tangguh di hilir. Dengan dua strategi utama, yakni ekspansi penggemukan dan pengembangan industri olahan, kami optimistis bisa memperkuat posisi sebagai BUMD pangan strategis DKI,” tegasnya.
Langkah agresif Dharma Jaya ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menyebut kebijakan tersebut sebagai wujud nyata hilirisasi sektor pangan daerah.
“Upaya ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga menunjukkan komitmen Dharma Jaya dalam berinovasi dan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar yang dinamis,” ujarnya.
Eli menilai strategi yang dijalankan Dharma Jaya memiliki dampak ganda: meningkatkan pendapatan perusahaan sekaligus membuka peluang kerja baru dan memperkuat rantai nilai industri pangan di Jakarta.
“Kami berharap Dharma Jaya terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk UMKM dan sektor swasta, agar transformasi bisnis ini membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” tandasnya.
Dengan ekspansi penggemukan sapi dan langkah menuju industri olahan, Dharma Jaya tak sekadar menjaga pasokan daging ibu kota, tetapi juga bersiap menjadi motor penggerak kemandirian pangan Jakarta. (Boy)