Suara Karya

Eka Setiawan, Anak Pedagang Bubur Ayam Bisa Raih Gelar Doktor

JAKARTA (Suara Karya): Penerima Program Beasiswa PDMSU lainnya, Eka Setiawan (27) mengaku beruntung bisa kuliah hingga program pascasarjana. Maklum ia bukan lahir dari keluar ekonomi mapan. Ayahnya adalag pedagang bubur ayam yang biasa mangkal di dekat masjid Kubah Mas, Cinere Jakarta.

Eka usai bertemu dengan Dirjen SDID, Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Senin (2/9/2019) menjelaskan, ia memilih kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) karena biayanya yang tak mahal. Ia diterima IPB lewat jalur program beasiswa Bidikmisi.

“Saya tak menyangka bisa diterima. Maklum, saya dari SMA di kota besar, tetapi dari Kuningan Jawa Barat,” ucapnya.

Ditambahkan, agar tak membebani keuangan orangtuanya, Eka berjualan kertas folio dan barang lainnya untuk kebutuhan teman-teman kuliahnya saat tinggal di asrama. “Saya tak malu untuk berjualan, agar tetap bisa kuliah,” ujarnya.

Karena kesibukannya harus kuliah S2 dan S3 dalam waktu bersamaan, Eka tak sempat lagi jualan. Kebutuhan hariannya kini dipenuhi dari dana beasiswa PDMSU. Ia senang karena menjadi orang pertama di keluarga besarnya yang meraih gelar doktor.

“Saya selalu mengucap syukur, bagaimana bisa anak seorang pedagang bubur ayam meraih gelar doktor. Bahkan kadang saya sendiri, juga suka tak percaya atas apa yang saya raih selama ini,” kata Eka dengan mata berkaca.

Eka yang masuk program PMDSU batch kelima sedang meneliti tanaman obat lengkuas untuk penelitian tesis dan disertasi secara berbarengan.

“Saya tertarik pada lengkuas karena belum banyak yang meneliti. Padahal, berdasarkan pengalaman orangtua, ramuan lengkuas diberikan ke ibu setelah melahirkan agar kembali sehat dan bugar. Karena itu saya ingin meneliti manfaat lengkuas,” kata Eka.

Saat ditanya cita-cita, pria kelahiran 22 April 1992 itu mengaku ingin menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia ingin fokus meneliti seputar lengkuas di luar pulau Jawa, terutama di Sumatera karena keragaman hayati Indonesia.

“Ada 16 jenis lengkuas yang saya teliti, dengan ukuran yang berbeda dibanding lengkuas Jawa. Semoga penelitian ini bisa menghasilkan temuan yang dapat mengangkat nama Indonesia di mata dunia,” kata sulung dari tiga bersaudara itu menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts