Suara Karya

Gelar KBI XII, Badan Bahasa Kembali Beri Penghargaan Hoesein Djajadiningrat!

JAKARTA (Suara Karya): Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) kembali menggelar agenda 5 tahun-an, yaitu Kongres Bahasa Indonesia (KBI).

Kongres yang berlangsung di Jakarta, pada 25-28 Oktober itu dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.

“KBI XII menjadi forum yang akan memberi perenungan dan penguatan tentang makna keindonesiaan, sebagaimana diikrarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz dalam laporannya, di Jakarta, Rabu (25/10/23).

KBI ke-12 menjadi momentum bagi Badan Bahasa untuk memberi Penghargaan Hoesein Djajadiningrat kepada tokoh di bidang kebahasaan. Ada 4 kriteria, yaitu tokoh pengembang, pembina, dan diplomasi bahasa Indonesia, serta pelestari bahasa daerah.

“Namanya masih rahasia. Karena pemberian penghargaan itu baru dilakukan pada penutupan Kongres KBI XII pada 28 Oktober 2023,” ujarnya.

Dijelaskan, Penghargaan Hoesein Djajadiningrat tidak diadakan setiap tahun, tetapi hanya pada momen tertentu, seperti Kongres Bahasa Indonesia. Penghargaan yang diberikan untuk kedua kalinya itu dilakukan dengan melibatkan ahli kebahasaan.

“Proses seleksi melibatkan tim kurator andal agar tokoh yang diberi penghargaan memiliki kapasitas yang sesuai,” ujarnya.

Aminudin mencontohkan para tokoh peraih Penghargaan Hoesein Djajadiningrat sebelumnya. Untuk tokoh pengembang bahasa Indonesia diberikan kepada Gorys Keraf. Tokoh pembina bahasa Indonesia diberikan ke Anton Mulyono.

Tokoh pelestari bahasa daerah diberikan kepada Ayip Rosidi, yang dikenal sebagai pendekar bahasa Sunda. Tokoh diplomasi bahasa Indonesia diberikan kepada mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda.

Hal membedakan dari perhelatan KBI XII adalah dibukanya kelas mahir untul Leksikografi dan Linguistik Forensik. Kelas tersebut diikuti sekitar 40 peserta yang akan membantu Badan Bahasa dalam menyusun kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

“Keterlibatan 40 peserta ini diharapkan dapat mempercepat proses penyusunan kata-kata baru ke dalam KBBI. Karena penyusunan dan penjelasan kata baru itu tidak mudah,” ucap Aminudin.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim dalam membuka KBI XII bicara tentang pengarusutamaan bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah dalam konteks Indonesia. Bahasa harus menjadi cermin dari budaya dan masyarakat Indonesia.

Menyoroti perkembangannya, Bahasa Indonesia telah berhasil menjadi alat pemersatu bangsa dan mengukuhkan jati diri masyarakat Indonesia. “Kami ingin
kongres ini bisa menjadinwahana perdebatan gagasan dalam upaya merawat keindonesiaan,” ujarnya.

Nadiem berharap kongres dapat menjadi ruang dialog antara para pemangku kebijakan di pemerintahan dengan sektor nonprofit, swasta dan masyarakat untuk gotong-royong dalam membuat bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang modern, sekaligus melestarikan bahasa daerah sebagai budaya multilingual.

Ia juga menilai pentingnya literasi dikenalkan sejak anak-anak, terutama bahasa Ibu. “Strategi peningkatan literasi tercepat dan terefektif adalah membuat anak-anak cinta membaca,” kata Nadiem.

Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini, menjelaskan, proses pembelajaran bahasa bukan sekedar mengenai alat komunikasi semata, tetapi identitas dan pandangan tentang dunia.

Belajar melalui bahasa ibu dapat memudahkan pemaknaan mendalam saat membaca dan berpikir kritis, serta memudahkan pembelajaran bermakna.

Karena itu, Bahasa Indonesia harus semakin mantap sebagai peneguh identitas bangsa dan penyatu keberagaman suku dan ras di Indonesia. Di saat yang sama, bahasa daerah pun harus mampu membentuk generasi muda Indonesia yang sadar akan kebesaran tradisi dan budayanya.

KBI XII diikuti sekitar 1.500 orang baik secara luring maupun daring. Badan Bahasa juga menggelar Pameran Kebahasaan dan Kesastraan. Ada 12 gerai pameran untuk beragam produk bahasa dan sastra dari penerbit, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Dharma Wanita Persatuan, dan unit-unit kerja di lingkungan Kemdikbudristek. (Tri Wahyuni) 

Related posts