Suara Karya

Guna Hilirisasi Riset, Ditjen Diktiristek Bangun STP di 4 PTN-BH

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kemdikbudristek akan membangun kawasan sains dan teknologi (Science Techno Park/STP) di 4 perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN-BH).

Upaya itu merupakan bagian dari ‘Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks Project’ (PRIME STeP) 2023-2027 yang diluncurkan pada Senin (27/2/23), di Jakarta.

Empat PTN-BH itu, disebutkan, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI).

PRIME STeP didukung pendanaan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) melalui Proyek ADB No 4272-INO. Asian Development Bank (ADB) mengalokasikan dana sebesar 20,487 juta yen atau Rp2,1 triliun.

Proyek akan dilaksanakan selama 5 tahun atau 60 bulan, yang dimulai pada Januari 2023 hingga akhir Desember 2027.

Dirjen Diktiristek, Nizam usai menyaksikan penandatanganan PRIME STeP oleh perwakilan dari 4 PTN-BH itu menegaskan, pembangunan STP di perguruan tinggi untuk hilirisasi hasil riset menuju proses industrialisasi.

“PRIME STeP ini jangan dilihat dari pembangunan fisik STP, tapi lebih perubahan pola pikir. Karena di banyak negara, proses industrialisasi bisa dimulai dari kampus. Salah satunya Jepang,” katanya.

Dana dari ADB tersebut diharapkan dapat membantu Indonesia mewujudkan cita-cita memiliki STP yang unggul. Sehingga anak bangsa dapat menghasilkan beragam inovasi dan teknologi yang berdaya saing.

Pada akhirnya, STP akan mendukung pelaksanaan ekonomi nasional berbasis inovasi dan teknologi, sebagaimana tercantum dalam Major Project RPJMN 2020-2024

“Saya berharap perguruan tinggi berlaku amanah dalam proyek ini. Yaitu disiplin secara mutu, waktu, dan integritas sehingga mampu mencapai output yang dituju,” ucap Nizam.

Ia menekankan harapan yang besar kepada PTN yang diberi amanah dan tanggung jawab agar dapat menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi lain di Indonesia. Dengan demikian, dampak dan manfaat dari STP dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan masyarakat.

Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek, Lukman menyampaikan proyek kolaborasi PRIME STeP tak hanya berdampak pada ekosistem pendidikan saja, tetapi lebih luas yaitu pengembangan industri dan ekonomi Indonesia di masa depan.

“Lewat proyek PRIME STeP, perguruan tinggi Indonesia dapat menciptakan ‘startup’ yang sukses. Pendapatan dari layanan berbayar perusahaan rintisan yang sukses akan diinkubasi, selain mendapat paten dan lisensi, serta membuka lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh startup,” kata Lukman.

Pada saat bersamaan, lanjut Lukman, STP akan memberi manfaat bagi mahasiswa untuk melakukan beragam penelitian dan pengembangan, serta mengembangkan ekosistem kewirausahaan.

Project Manager PRIME STeP, Paulina Pannen menjelaskan, proyek difokuskan pada tiga hal, yaitu peningkatan fasilitas riset, pengembangan dan inovasi; peningkatan sistem inovasi dan kemitraan riset dan pengembangan strategis; serta penguatan kelembagaan STP di setiap PTN-BH dan di pusat.

“STP bukan hanya tempat atau bangunan, akan tetapi sebuah konsep bagi semua pihak untuk bertemu dalam pengembangan industri dan hilirisasi,” kata Paulina.

Country Director Indonesia Resident Mission Asian Development Bank, Jiro Tominaga mengapresiasi kolaborasi dalam proyek PRIME STeP ini. Ia optimis proyek akan membawa kemajuan bagi Indonesia.

“Kami berharap PRIME STeP akan meningkatkan kualitas manusia melalui edukasi, serta inovasi dan teknologi yang bersinergi di Indonesia,” ujar Jiro menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts