JAKARTA (Suara Karya): Seminar Akademik Pra-Wisuda Universitas Terbuka (UT) 2025, pada Senin (24/11/25) berlangsung istimewa, dengan kehadiran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu’ti, serta penandatanganan sederet kerja sama strategis antara UT dengan pemerintah daerah dan institusi mitra.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen Prof Abdul Mu’ti memberi dorongan kepada UT untuk terus menjadi garda terdepan dalam membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Ia menekankan pentingnya inovasi, fleksibilitas, dan kemitraan multipihak dalam menjawab kebutuhan pendidikan masa depan. “Kehadiran UT sebagai kampus yang adaptif, sangat relevan dengan dinamika generasi pembelajar saat ini,” ujarnya.
Prof Muti juga mengajak UT untuk berpartipasi aktif dalam transformasi pendidikan nasional, terutama di bidang yang menjadi keunggulan UT, seperti pengembangan kurikulum adaptif, dan program pelatihan guru berbasis teknologi.
Kolaborasi itu termasuk penyediaan bahan ajar digital, literasi bacaan, serta pembelajaran daring dalam ekosistem pendidikan nasional.
Prof Mu’ti berharap kolaborasi yang dibangun dengan UT tak sekadar kerja bersama, melainkan komitmen untuk memastikan tidak ada warga Indonesia yang tertinggal dalam akses pendidikan.
“UT memiliki jangkauan yang luas untuk mereka yang ingin kuliah, tetapi terkendala waktu karena harus bekerja, yang tinggal jauh dari pusat kota, atau memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. UT punya kapasitas itu, tinggal bagaimana kita memperkuat sinerginya,” tegasnya.
Prof Mu’ti juga menyoroti tantangan global seperti disrupsi pekerjaan, transformasi teknologi, hingga munculnya generasi cemas di kalangan anak muda akibat paparan digital.
“Banyak generasi kita’ physically strong’ tapi ‘mentally fragile’. Tantangan itu harus kita jawab melalui pendidikan yang mindful, meaningful, dan joyful,” katanya.
Untuk itu, lanjut Prof Abdul Mu’ti, Kemdikdasmen saat ini tengah memperkuat ‘deep learning’ dengan pendekatan when ‘less is more’, integrasi lintas disiplin, penggunaan teknologi secara sehat, serta digitalisasi pembelajaran melalui penyediaan Interactive Flat Panel (IFP) di sekolah.

Soal ajakan kolaborasi tersebut, Rektor UT Prof Ali Muktiyanto menyambut positif. Pihaknya siap bergerak bersama untuk membuka peluang belajar yang lebih luas, fleksibel, dan berkualitas.
“Kami siap menjadi mitra utama dalam beberapa agenda strategis Kemdikdasmen, mulai dari perluasan pembelajaran jarak jauh, peningkatan literasi digital masyarakat, hingga penguatan jalur pembelajaran fleksibel seperti Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” tuturnya.
Prof Ali menegaskan, UT memiliki infrastruktur pembelajaran daring yang matang, asesor dan tenaga akademik kompeten, serta sistem layanan mahasiswa yang beroperasi hingga tingkat kabupaten.
Rektor UT menilai program RPL memiliki potensi besar, lantaran ada jutaan pekerja Indonesia yang membutuhkan jalur fleksibel untuk meningkatkan kualifikasi tanpa harus meninggalkan pekerjaan.
“RPL bukan jalan pintas kuliah. Ini jalur resmi dan terstandar untuk memastikan kompetensi seseorang benar-benar setara dengan capaian pembelajaran di perguruan tinggi,” ujarnya.
Momen seminar juga dimanfaatkan untuk penandatanganan kerja sama UT dengan 4 kepala daerah dan 2 mitra strategis untuk perluasan akses pendidikan tinggi bagi pegawai di lingkungan Pemda dan mitra.
Pimpinan kepala daerah yang hadir, yaitu Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono; Bupati Banggai, H Amirudin; Bupati Barito Timur, M Yamin; dan Pemprov Kalimantan Utara (Kaltara) yang diwakilkan Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Taufik Hidayat.
Sedangkan dua mitra strategis yang hadir adalah Rektor Universitas AMIKOM Purwokerto, Prof Berlilana; dan CEO PT Satu Visi Indocreative (B One Corp), Idham Fitriyadi.
Mengusung tema ‘Melangkah dengan Inovasi Wujudkan Generasi Cemerlang’, seminar akademik diikuti sekitar 1.300 calon wisudawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara semakin hidup dengan hadirnya tiga kisah inspiratif, yaitu Zaenal Arifin berusia 63 tahun, calon wisudawan tertua dari UT Serang; dan Rojwa Faiha Tsania Fakhri berusia 21 tahun, calon wisudawan termuda dari UT Surabaya.
Selain itu ada pasangan suami istri, Muhammad Naufal & Nuzulia Tasya Fitriana dari UT Banjarmasin. Keduanya lulusan Program Studi Akuntansi. (Tri Wahyuni)

