Suara Karya

IP Trisakti Kembali Beri Bimtek ‘Hospitality’ bagi Staff Bawaan Calon Dubes

JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisata (IP) Trisakti kembali dipercaya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk menggelar pelatihan bagi staf bawaan yang akan bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).

“Senang akhirnya bisa kembali tatap muka, setelah dua tahun berturut-turut pelatihan ini digelar secara daring,” kata Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati dalam sambutannya, di kampus IP Trisakti, Tanah Kusir Jakarta, Rabu (24/5/23).

Kepala Pusat Pelayanan Bisnis Kepariwisataan, IP Trisakti, Novita Widyastuti menjelaskan, kami telah bekerjasama dalam penyelenggaraan Bimtek ini selama 11 tahun dan pelatihan tahun ini diikuti oleh 12 orang pendamping Calon Duta Besar LBBP RI Dan Calon Kepala Kantor Perwakilan Konsuler RI serta 59 orang staff bawaan untuk bertugas di negara yang ditunjuk oleh Kemenlu RI.

Peserta yang bertugas sebagai Staff bawaan terdiri dari kepala rumah tangga, sekretaris pribadi bagi para duta besar di kantor perwakilan Republik Indonesia, termasuk wisma di lingkungan kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

“Lewat pelatihan ini, kami membantu para pekerja baru untuk mengetahui standar pekerjaan, harapan organisasi, norma-norma, dan tradisi yang berlaku dan kebijaksanaan yang harus dijalankan dalam bidang ‘hospitality’,” ujarnya.

Peserta juga diberi materi yang akan membantunya memahami aspek sosial, teknis dan budaya di tempat kerja. Hal itu diharapkan dapat mempercepat proses penerimaan yang akan memperkuat kerja sama dalam kelompok sehingga dapat membantu mempromosikan Indonesia secara tidak langsung.

Materi yang diberikan, disebutkan, antara lain seni merangkai bunga, pengetahuan tentang kuliner Indonesia, fruit carving, table set-up, folding napkin dan pembuatan welcome drink dari Herbal Indonesia.

Selain itu materi terbaru terkait penerapan CHSE (Cleanliness/kebersihan; Health/kesehatan; Safety/keamanan; dan Environment Sustainability/kelestarian lingkungan) berdasarkan standar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Pengajar CHSE, Wijayanti Dewi Prabandari menjelaskan, meski status covid-19 sudah menjadi endemi, namun hal-hal yang terkait dengan virus tersebut tidak boleh diabaikan.

“Diharapkan ilmu tersebut berguna bagi mereka yang ditugaskan di negara yang masih menerapkan protokol kesehatan ketat untuk covid-19,” ujarnya.

Selain ilmu-ilmu dasar terkait dengan kebersihan baik personal maupun lingkungan, keamanan dan kelestarian lingkungan. Karena setiap negara memiliki standar yang berbeda-beda dalam penerapan CHSE.

Salah satu peserta pelatihan, Sri Wahyuni (67) yang akan menjadi Kepala Rumah Tangga KBRI Turki mengaku senang diikutkan dalam pelatihan di IP Trisakti. Karena ada hal-hal baru yang bisa dipelajari.

“Karena ilmu itu kan terus berkembang. Meski saya sudah berkarir di bidang ini lebih dari 30 tahun, saya suka belajar hal-hal baru,” tutur perempuan yang hampir separo usianya tinggal di luar negeri itu.

Hal senada dikemukakan istri dari calon Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia, Teuku Faizasyah, yaitu Andis Faizasyah. Ia mengaku senang mendapat ilmu terkait hospitality yang diperlukan untuk mempermudah tugasnya di tempat baru.

“Ilmu yang saya dapatkan di sini akan berguna. Apalagi ada hal-hal baru yang bisa dipelajari terkait bagaimana menjamu tamu, mempersiapkan minuman, jamuan hingga urusan bunga untuk keindahan,” katanya. (Tri Wahyuni)

Related posts