Suara Karya

Kedepankan Produk Anak Bangsa, PT INKA Gandeng D-Tech, SMK dan PNM

JAKARTA (Suara Karya): PT INKA (Persero) membuat kontrak kerja sama dengan D-Tech Engineering, SMK PGRI 1 Mejayan Madiun dan Politeknik Negeri Madiun (PNM), untuk pembuatan 440 kursi kereta api eksekutif.

“Dilibatkan tiga institusi itu menunjukkan PT INKA mengedepankan produksi anak bangsa,” kata Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Wikan Sakarinto usai penandatanganan kerja sama tersebut di kampus PNM, Madiun, Rabu (11/5/22).

Wikan menjelaskan, kolaborasi dengan PT INKA menjadi penting bagi kampus dalam penerapan ‘Project Based Learning’ (PBL) atau proyek berbasis pembelajaran. Hal itu akan memperkuat kompetensi lulusan, agar siap kerja di dunia industri.

“Kerja sama PT INKA dan D-Tech Engineering dalam pembuatan 440 unit kursi kereta api eksekutif. Dalam proses pengerjaannya akan melibatkan siswa SMK PGRI 1 Mejayan dan mahasiswa PNM untuk penerapan PBL,” tutur Wikan.

Ditambahkan, Kemdikbudristek sangat mendukung skema implementasi PBL, karena hal itu merupakan penerapan nyata dari Merdeka Belajar, ‘Link& Match, Kurikulum Merdeka, PBL dan ‘Teaching Factory’.

“Siswa dan mahasiswa akan ikut dalam proyek produksi agar terlatih secara profesional, baik dari aspek ‘soft skill’ maupun ‘hard skill’. Mereka bisa bekerja sambil belajar dan berkuliah,” ucapnya.

Wikan berharap, kerja sama dengan industri akan menguatkan ‘soft skill’, ‘hard skill’, dan karakter siswa SMK. Diharapkan, hal itu akan memberi perspektif yang baik tentang kontribusi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara riil dengan industri selaku pengguna.

“Tentunya, SMK harus berupaya lebih dulu memenuhi standar-standar produksi industri,” ucap Wikan.

D-Tech Engineering bersama SMK dan PNM akan bekerja secara profesional dengan mutu dan waktu yang telah disepakati. Untuk keperluan produksi, digunakan mesin komputer kontrol numerik/Computer Numerically Controlled (CNC) buatan D-Tech Engineering.

“Pihak D-Tech Engineering akan melatih lebih dulu siswa SMK dan mahasiswa PNM yang akan terlibat dalam produksi tersebut. Sehingga mereka bisa bekerja secara profesional guna memenuhi target waktu dan standar mutu yang ditetapkan PT INKA.

“Karena jika proyek ini sukses, ke depan akan banyak lagi peluang pekerjaan dari PT INKA. Hal itu akan berdampak lebih banyak lagi kepada institusi pendidikan vokasi dalam menerapkan PBL,” kata Wikan.

Disebutkan, pekerjaan akan melibatkan sekitar 4-5 SMK yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta PNM yang akan dikoordinasi D-Tech Engineering. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 90 hari kalender dengan tuntutan kualitas dan biaya sesuai permintaan PT INKA.

“Cara belajar terbaik itu, ya sambil langsung praktik menangani proyek profesional, tentunya setelah dasar fondasinya digarap,” ucap Wikan.

Siswa SMK akan merasakan atmosfer bagaimana berkomunikasi dengan klien, dikejar target, proses produk berstandar industri, serta mendapat umpan balik dari pengguna. Hal itu akan menguatkan ‘soft skill’ para siswa.

Wikan mengucapkan terima kasih kepada PT INKA yang percaya atas kualitas pendidikan vokasi dengan mengembangkan lengan produksinya ke SMK. Diharapkan, skema itu bisa direplikasi dengan SMK, kampus vokasi, dan industri-industri lainnya.

“Ke depan, tidak heran akan banyak SMK yang memiliki omzet ratusan juta hingga miliaran rupiah per bulan. Karen banyak proyek melibatkan SMK untuk mendukung rantai produksi industri,” tutur Wikan.

Diketahui, D-Tech Engineering didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga memasukkan kerja sama tersebut dalam kegiatan ‘Battle of TeFa’ (Teaching Factory).

Beberapa partisipan, yakni SMK akan dipantau sejauh mana bisa memberi suplai produk berstandar industri untuk dihilirisasikan ke industri pengguna, salah satunya PT INKA lewat kerjasama tersebut.

Suplai dari SMK akan disupervisi PNM untuk pengawasan produk. Pembuatannya menggunakan mesin CNC pada tiap SMK. Sekolah yang memberi kontribusi terbaik, tercepat dan terbanyak akan diberi apresiasi “Battle of TeFa” sebagai bentuk penghargaan karena mencapai target dan memenuhi suplai untuk kebutuhan industri.

Pada kesempatan yang sama, Wikan menyerahkan 1 sertifikat dan 2 surat keputusan dari Mendikbudristek kepada PNM sebagai penghargaan terbaik I Kategori Perguruan Tinggi Satker dengan Skor Nilai Kinerja Anggaran Predikat Sangat Baik Tahun 2021.

Selain Surat Keputusan Transformasi D3 menjadi D4 untuk Pembukaan Prodi Akuntansi Perpajakan, Program Sarjana Terapan, Program Studi Teknologi Rekayasa Otomotif, dan Program Sarjana Terapan.

Wikan juga meresmikan ‘teaching factory’ PNM dengan luas 1.200 meter persegi yang disediakan untuk fasilitasi kegiatan PBL di kampus 1 PNM. Ada beberapa hasil riset penelitian oleh dosen yang dapat skema pendanaan dari Kemdikbudristek yang akan dimanfaatkan sebagai PBL.

Salah satu alat hasil riset keilmuan terapan dalam negeri dari dosen perguruan tinggi vokasi adalah Mesin ‘Ice Tube Smart’ (MITS). Mesin tersebut akan digunakan untuk PBL.

MITS memiliki teknologi ‘quick freezing method’ berbasis ‘smart relay’, sehingga mampu meminimalisasi mekanisme sistem manual untuk peningkatan produksi ‘ice tube’.

“Adanya ‘teaching factory’ dan inovasi-inovasi terkini dari civitas akademika PNM diharapkan mampu memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas lulusan pendidikan vokasi,” kata Wikan menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts