Suara Karya

Kejar Kompetensi Global, Bahasa Inggris Wajib Diajarkan di SD mulai 2027

JAKARTA (Suara Karya): Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib siswa di sekolah dasar (SD) dan lainnya yang sederajat, mulai tahun ajaran 2027/2028.

Langkah itu diambil untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi global sejak dini, di mana saat ini dunia sudah semakin terhubung dan tidak ada batas (borderless).

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti dalam Konferensi Internasional TEFLIN (Teaching English as a Foreign Language) ke-71 di kampus Universitas Brawijaya, Malang, belum lama ini.

Menurut Mendikdasmen, kebijakan itu merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyiapkan profil lulusan yang produktif dan berdaya saing global.

Dengan menanamkan kemampuan Bahasa Inggris sejak dini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk membentuk generasi yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga berdaya saing global.

“Meski teknologi membantu proses belajar, tetapi peran guru tidak tergantikan,” tegas Abdul Mu’ti.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemdikdasmen Toni Toharudin menjelaskan, kebijakan tersebut sebenarnya bukan hal baru.

“Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran wajib di SD bukan yang tiba-tiba,” ucapnya.

Proses transisi sudah tercantum dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Regulasi lainnya, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024.

Kemdikdasmen berharap, kebijakan Bahasa Inggris wajib di jenjang SD menjadi momentum penting dalam peningkatan mutu pendidikan dasar di Indonesia.

“Melalui penguasaan bahasa Inggris sejak dini, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan komunikasi lintas budaya, berwawasan global, serta menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan masa depan,” ujar Toni.

Sebagai langkah awal, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan tenaga pendidik menjadi kunci keberhasilan implementasi kebijakan tersebut.

Lewat komitmen bersama, Bahasa Inggris tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda menuju dunia yang lebih terbuka dan kompetitif. (Tri Wahyuni)

Related posts