Suara Karya

Kejar Target 1 Juta Mahasiswa, UT Siapkan 8 Prodi Baru Kekinian!

JAKARTA (Suara Karya): Setelah target 500 ribu mahasiswa aktif terlampau tahun ini, Universitas Terbuka (UT) kembali menetapkan target baru, yaitu 1 juta mahasiswa aktif pada 2025.

“Target 1 juta mahasiswa itu tak sekadar mengejar angka, tetapi juga kualitas. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN), mutu lulusan UT harus setara dengan PTN lainnya di Indonesia,” kata Rektor UT, Prof Ojat Darojat di kampus UT Pondok Cabe, Jakarta, Selasa (19/9/23).

Pernyataan Prof Ojat tersebut disampaikan dalam acara syukuran atas pencapaian target 500 ribu mahasiswa aktif. Acara tersebut dirayakan secara hibrida lewat zoom bersama 40 cabang UT di seluruh Indonesia.

Rektor UT juga memberi selamat kepada Oktarina Widyastuti, mahasiswa Program Studi ilmu Administrasi Negara S1 di UT Yogyakarta yang terdaftar sebagai mahasiswa di urutan ke-500.000. Tanggal bayar registrasi pada 11 September 2023 pukul 18.30 WIB.

“Capaian luar biasa ini harus kita rayakan. Semoga kedepan, makin banyak anak bangsa yang teredukasi soal UT,” ujarnya.

Prof Ojat menyebut keunggulan kuliah di UT, antara lain, berbiaya murah. Hal itu cocok untuk anak bangsa yang terkendala biaya. “Meski berbiaya murah, kuliah di UT tidak murahan. Mengingat, UT adalah kampus negeri,” ujarnya.

Pembelajaran di UT juga fleksibel, sehingga cocok untuk anak bangsa yang ingin kuliah sambil bekerja. Selain tidak ada batasan usia untuk menjadi mahasiswa UT. “Asalkan biasa belajar mandiri, tak sulit kuliah di UT,” ucap Prof Ojat menegaskan.

Ditanya total 525.360 mahasiswa UT yang terdaftar tahun ini, Prof Ojat menyebut 59 persen atau 311.216 mahasiswa usia dibawah 25 tahun. Untuk usia 25-29 tahun ada 19 persen atau 97.864 mahasiswa.

Masih ada mahasiswa usia 30-34 tahun sebanyak 47.285 orang atau 9 persen. Sedangkan usia 35-39 tahun ada 32.870 mahasiswa atau persen dari total. Usia 40-44 tahun sebanyak 21.517 mahasiswa (4 persen) dan usia diatas 44 tahun sebanyak 14.563 orang atau 3 persen.

“Saya senang karena 59 persen mahasiswa UT adalah usia muda. Ini sekaligus mematahkan anggapan masyarakat, kalau UT hanya diminati guru dan bukan lulusan baru (fresh graduate). Banyak anak muda kini memilih UT,” katanya.

Karena itu, wajar jika Prof Ojat menargetkan 1 juta mahasiswa aktif akan diraih pada 2025, jika melihat kecenderungan tingginya minat usia muda kuliah di UT dalam tiga tahun terakhir ini.

“Apalagi UT kini sudah berstatus PTN Berbadan Hukum. Sehingga lebih mudah jika ingin buka prodi baru atau menutup prodi yang sudah jenuh,” tuturnya.

Strategi yang dipersiapkan UT guna mengejar target 1 juta mahasiswa aktif, antara lain, pembukaan 8 program studi (prodi) S1 dengan bidang ilmu kekinian seperti data science, aktuaria, desain komunikasi visual (DKV), akuntansi, entrepreuner atau wirausaha, pendidikan agama Islam, pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes).

Prodi lainnya yang akan dibuka untuk S2 Ekonomi, S2 PAUD, S2 Akuntansi, S2 Hukum dan S2 Komunikasi.

Dan prodi S1 yang akan ditutup yaitu matematika dan statistik, karena jumlah mahasiswanya yang semakin sedikit. “Masih ada prodi lainnya yang sedang kami evaluasi lagi. Nanti dosennya akan memperkuat prodi-prodi baru. Seperti matematika dialihkan ke data science,” ujarnya.

Pembuatan prodi baru kekinian, menurut Prof Ojat, karena pihaknya ingin lulusan UT bekerja di bidang-bidang yang sangat dibutuhkan. Sehingga lulusan UT tidak menjadi pengangguran terdidik.

Prof Ojat kembali menegaskan, capaian itu bisa diraih berkat dukungan civitas akademika UT yang berjuang tanpa kompromi, dab memegang teguh keyakinan akan harapan dan mimpi (Unyielding Hope). Sehingga tercipta kerja sama tim yang sangat solid.

“Kita harus pastikan infrastruktur yang dibangun, pembelajaran yang dilakukan, dan sumber daya yang ada harus mengedepankan kredo better, cheaper, and faster. Better dalam kualitas, cheaper dalam biaya, dan faster dalam proses,” ucap Rektor UT.

Ia berharap kerja keras yang dilakukan UT akan membantu pemerintah dalam pemerataan akses pendidikan di seluruh tanah air. Selain mensukseskan peningkatan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia. (Tri Wahyuni)

Related posts