Suara Karya

PTN Ternama di Amerika Tawarkan Kuliah Daring Berbiaya Murah

JAKARTA (Suara Karya): Pandemi corona virus disease (covid-19) telah mengubah dunia pendidikan global. Sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Amerika, Arizona State University (ASU) menawarkan perkuliahan daring (online), yang tentunya berbiaya lebih murah.

“Kami pastikan kuliah daring yang kami tawarkan memiliki kualitas yang sama dengan mereka yang kuliah di Amerika. Karena kurikulum maupun dosennya sama,” kata International Program Director, ASU Prep Digital, USA, Angela Zhao dalam keterangan pers yang digelar secara daring, Senin (7/12/20) malam.

Hadir dalam kesempatan itu, Director of Urban Green Education, USA, Don Lamison dan Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS), Indonesia, Indra Charismiadji.

Sebagai informasi, ASU saat ini menjadi kampus yang paling inovatif dalam menggelar program kuliah daring untuk tingkat sarjana (S1) maupun S2. Keterangan dapat diperoleh melalui situs https://asuonline.asu.edu/.

Angela menambahkan, program kuliah daring di ASU juga bisa diikuti siswa sejak duduk di bangku sekolah. Konsep pendidikan bernama ‘Early College Experience’, memungkinkan siswa yang duduk di kelas XI untuk mengambil kuliah selama 4 semester di perguruan tinggi tersebut.

“Perkuliahan akan dilakukan selepas sekolah, yang dimulai sore hingga malam hari,” ujarnya.

Dengan mengikuti program khusus tersebut, lanjut Angela, siswa dapat menyelesaikan 4 semester sisanya setelah lulus SMA untuk meraih gelar S1. Perkuliahan 4 semester sisanya dapat diikuti melalui kuliah daring di Indonesia atau ke Amerika untuk kuliah tatap muka.

“Program kemitraan internasional ini memberi kesempatan kepada mahasiswa di Indonesia untuk memilih lebih dari 117 gelar sarjana dan 104 jurusan pada jenjang S2 dari berbagai fakultas,” ujarnya.

Menurut Angela, biaya perkuliahan daring lebih murah dibanding model tatap di Amerika. Dana yang dibutuhkan untuk 4 tahun sekitar Rp800 juta. Sedangkan kuliah tatap muka di Amerika dikenakan biaya pendidikan 30 ribu dolar Amerika per tahun. Itu belum biaya hidup dan tempat tinggal yang perkirakan jumlah keseluruhan mencapai lebih dari Rp2 miliar.

“Kuliah daring ini dibuat untuk mahasiswa diluar Amerika yang ingin menempuh pendidikan di kampus internasional, namun berbiaya murah. Ini bisa menjadi solusi untuk orangtua yang ingin mengirim anaknya ke kampus luar negeri tapi terkendala biaya karena kondisi pandemi seperti ini,” tuturnya.

Ditanya jika ada mahasiswa daring ASU ingin pindah ke kampus lain setelah kuliah selama 1-2 tahun, Angela mengatakan, pihaknya akan membantu untuk transfer kredit ke kampus baru tersebut. Karena ASU memiliki kualitas pembelajaran yang diakui dan diterima perguruan tinggi lain di Amerika.

Direktur Eksekutif CERDAS yang juga dikenal sebagai pakar pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan, program kemitraan internasional yang ditawarkan ASU bisa menjadi solusi atas penutupan akses warga Indonesia ke beberapa negara di masa pandemi ini.

“Selain juga adanya kekhawatiran orangtua yang akan meninggalkan anaknya diluar negeri di masa pandemi. Kuliah daring menjadi pilihan aman kuliah di kampus asing tanpa perlu keluar dari Indonesia,” ujar Indra.

Kuliah daring dari kampus luar negeri semacam itu, menurut Indra, merupakan terobosan yang harus didukung di masa pandemi. Karena tantangan pendidikan abad 21 adalah anak Indonesia harus memiliki wawasan internasional, tetapi tetap memiliki jiwa dan kepribadian Indonesia. “Inilah ciri SDM unggul di era digital,” ucapnya menegaskan.

Ditambahkan, mahasiswa dapat meraih gelar sarjana tanpa harus meninggalkan rumah dan biaya sangat terjangkau. Jika pandemi berakhir, mereka dapat melanjutkan kuliah secara tatap muka baik di Arizona State University maupun di perguruan tinggi lain di seluruh dunia karena mata kuliahnya dapat ditransfer. (Tri Wahyuni)

Related posts