
JAKARTA (Suara Karya): Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) Angkatan II Tahun 2025 resmi menutup seluruh rangkaian pelatihannya, menandai selesainya komponen pembelajaran di Jakarta serta kursus intensif selama tujuh hari di Singapura. Program ini kembali menegaskan peran sentral Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) sebagai mitra utama dalam mendorong penguatan kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan daerah.
KPPD Angkatan II merupakan hasil kolaborasi strategis antara PYC, Low Tuck Kwong Foundation (LTK Foundation), Lemhannas RI, Kementerian Dalam Negeri, serta Lee Kuan Yew School of Public Policy (LKYSPP) National University of Singapore. Program yang dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri pada 5 November 2025 di Lemhannas RI ini diikuti oleh 25 bupati dan wali kota dari berbagai provinsi.
Peran Sentral PYC dalam Penguatan Kapasitas Kepala Daerah
Sebagai mitra penyelenggara utama, PYC berperan dalam koordinasi delegasi, penyusunan agenda pembelajaran, hingga diplomasi program selama rangkaian kegiatan di Singapura. Keterlibatan ini memperkuat posisi PYC sebagai lembaga yang konsisten mendorong peningkatan kapasitas kepemimpinan daerah melalui pendekatan berbasis pengetahuan dan kolaborasi internasional.
Chairperson PYC, Filda C. Yusgiantoro, menegaskan pentingnya program seperti KPPD untuk membuka cakrawala pemimpin daerah terhadap praktik global.
“KPPD bukan hanya memberikan wawasan teknokratis, tetapi juga membuka ruang dialog strategis antara pemimpin daerah Indonesia dan para pemimpin Singapura. PYC berkomitmen untuk terus memperkuat kapasitas kepemimpinan dan tata kelola daerah, serta menjadi jembatan pengetahuan dan kolaborasi internasional bagi pemerintah daerah. Kami berharap para kepala daerah pulang dengan perspektif baru yang dapat diterjemahkan menjadi kebijakan dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Filda melaluinketerangan tertulisnya, Selasa (18/11/2025).
Dukungan dari LTK Foundation juga menjadi elemen penting yang memungkinkan penyelenggaraan sesi kelas dan kunjungan lapangan berlangsung optimal.
Selama berada di Singapura, para peserta mengikuti sejumlah sesi pembelajaran kelas serta kunjungan lapangan yang memperlihatkan bagaimana negara tersebut mengimplementasikan tata kelola publik yang efektif dan inovatif. Lokasi yang dikunjungi meliputi TuasOne Waste-to-Energy Plant, Punggol New Town, ST Engineering InnoSuite, ITE College East, Singapore City Gallery, dan Marina Barrage.
Dalam setiap sesi, profesor dan praktisi dari LKYSPP memaparkan reformasi pendidikan, transformasi kesehatan, inovasi digital, serta pembangunan kota berbasis keberlanjutan. Kurikulum yang disusun LKYSPP dipadukan dengan sesi refleksi agar peserta dapat memahami konteks kebijakan secara menyeluruh dan menyesuaikannya dengan kondisi daerah masing-masing.
Dialog dengan Pemimpin Singapura Perkuat Wawasan Peserta
Salah satu agenda paling berpengaruh adalah Closing Dialogue bersama Coordinating Minister for Public Services sekaligus Minister for Defence, Chan Chun Sing. Pesan tentang kepemimpinan adaptif, ketahanan institusi, dan profesionalisme birokrasi mendapat perhatian besar dari peserta.
Para kepala daerah juga memperoleh kesempatan istimewa untuk menghadiri jamuan makan malam bersama Emeritus Senior Minister (ESM) Goh Chok Tong di The Halia, Singapore Botanic Gardens. Dalam diskusi santai namun mendalam, ESM Goh berbagi pandangan mengenai hubungan Indonesia Singapura, pengembangan ekonomi kawasan, serta pentingnya visi jangka panjang dalam kepemimpinan publik.
Dengan selesainya seluruh rangkaian kegiatan di Jakarta dan Singapura, para peserta akan kembali ke daerah masing-masing untuk merumuskan tindak lanjut pembelajaran. Upacara penutupan di Jakarta akan merangkum refleksi kepemimpinan dan strategi penguatan pemerintahan daerah.
KPPD Angkatan II diharapkan semakin memperkokoh komitmen PYC dalam menghadirkan pemimpin daerah yang visioner, adaptif, dan berorientasi pada keberlanjutan karakter yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan pembangunan Indonesia di masa depan. (Boy)

