Suara Karya

Mengenang H. M Hasan
Sjafei Hasan: Lewat Catur, H.M Hasan Ingin Mencerdaskan Bangsa Indonesia Mencapai Prestasi Dunia

JAKARTA (Suara Karya) : Mendengar nama H.M Hasan, dibenak masyarakat catur dan politik Indonesia masih teringat akan kehebatannya. Ketua FIDE Zona 10 itu pernah mengalahkan pecatur jenius, juara dunia tahun 1972, GM Bobby Fischer (2.785) yang pernah datang ke Indonesia.

“Saya sering menyopiri beliau ketika di Hongkong, terutama saat – saat menjemput dan mengantar Campomanes bila beliau berkunjung ke Hong Kong. Itu berlangsung dari tahun 1972 – 1974. Dari situlah samar – samar mendengar yang dibicarakan masalah catur juga menjurus politik, ” jelas Putra Alm. H.M Hasan yaitu Sjafei Hasan di Gedung KONI DKI Jakarta, Minggu (26/5/2024).

Menurutnya, saat itu negara Soviet menguasai prestasi catur dunia yang sulit tertandingi. Untuk menandinginya, sempat melakukan pertarungan catur akbar  “USSR against The Rest Of The World” yaitu USSR vs The Rest of The World atau Rusia vs Sisa Dunia (seluruh negara – negara diluar Rusia). Kapten tim Sisa Dunia adalah HM Hasan, seorang warga Indonesia.

Nama H.M Hasan berkibar sebagai salah satu pecatur Indonesia. Apalagi pernah mengalahkan juara dunia tahun 1972, GM Bobby Fischer (2.785). Kedekatan dengan sang juara dunia semakin akrab dan mau diundang berkunjung ke Indonesia tahun 1975 ketika Sjafei melanjutkan kuliah di Amerika.

Dalam kunjungan pertama kalinya, Bobby Fischer diajak main ke perkebunan coklat H.M Hasan yang ada di Sukokulon, Jawa Timur dan di Sumatera Utara.

Ketika di Medan, saat sedang berjalan-jalan, Bobby Fischer melihat orang-orang bermain catur karo di sebuah lapo (warung kopi khas Sumatera Utara). Terpesona oleh permainan cator karo, Bobby Fischer masuk ke dalam lapo untuk menyaksikan lebih dekat.

Permainan catur karo menarik perhatiannya karena peraturannya yang unik, di mana posisi raja bisa ditempatkan di mana saja pada awal permainan.

Kepada HM Hasan, Bobby Fischer mengungkapkan kekagumannya, “Ini catur karo lebih jenius dari saya.” Inspirasi dari catur karo ini mendorongnya untuk mengembangkan varian catur baru yang disebut Fischer Random, yang kini dikenal sebagai Chess960 . Permainan ini resmi diakui oleh FIDE pada tahun 2021.

Dari situlah H. M Hasan tercetus dalam benaknya untuk mendukung dan memajukan prestasi pecatur Indonesia mencapai dunia sekelas Bobby Fischer yang cerdas dan jenius. Bahkan cita – citanya itu diungkapkan pada putra – putrinya.

Harapan H.M Hasan mulai dibuktikan oleh putra – putrinya menggelar turnamen catur Junior yang diberi nama “Kejuaraan Catur Yunior H.M Hasan Cup” KU 10 dan KU 12 tahun yang pertama di Gedung KONI DKI Jakarta.

Menurut Sjafei kejuaraan “Kejuaraan Catur Yunior H.M Hasan Cup”
akan terus bergulir untuk melahirkan bibit – bibit pecatur yang handal dan memiliki talenta mencapai  prestasi dunia.

Upaya memenuhi semua itu, Sjafei bersama keluarga besar dan yayasannya merumuskan dan mencari solusinya agar semua cita – cita H.M Hasan untuk mencerdaskan para pecatur Indonesia mencapai juara dunia bisa terkabul.

Politik

Mengenang H. M Hasan lebih jauh, bukan saja sebagai tokoh catur Indonesia. Namun dalam dunia politik juga cukup disegani. Pada tahun 1954 pertama kali masuk Parlemen dari Partai Nasional Indonesia (PNI).

Melalui orbit sistem politik Indonesia yang berputar di sekitar Presiden Soekarno, H. M Hasan bergerak menuju lingkaran dalam para senior Nahdlatul Ulama (NU).

Diantaranya termasuk tokoh-tokoh seperti KH Wahab Hasbullah, KH Ahmad Sjaichou, KH Saifuddin Zuhri, KH Subhan ZA, dan kemudian jurnalis Mahbub Junaidi.

Saat pemilu 1955, partai politik diwajibkan memiliki dua kursi parlemen yang disediakan untuk kelompok minoritas. Ini adalah sisa dari sistem parlemen Belanda lama.

Berdasarkan ketentuan itu, NU memutuskan untuk menunjuk Tan Kim Lion (Hasan) dan Tan Eng Han (Eddy) untuk mengisi dua kursi yang dialokasikan. Pada tanggal 30 Agustus 1956, Hasan secara resmi diangkat sebagai anggota parlemen (DPR Konstituante).

Tidak lama setelah pengangkatannya, Hasan menyelesaikan proses asimilasi pribadinya dengan memeluk agama Islam dan belajar di bawah bimbingan KH Wahab Hasbullah. Pada tahun 1958, dia melakukan ibadah haji dan kemudian diberi nama Mohammad Hasan.

Di parlemen, Hasan adalah anggota aktif Komisi Transportasi, dan dalam kapasitas ini ia dikirim ke Polandia pada tahun 1960, dengan tugas membeli armada baru dari galangan kapal Gdansk untuk membantu menjaga sektor maritim Indonesia tetap beroperasi.

Melampaui semua harapan dari perjalanan tersebut, ia pulang dengan dua puluh delapan kapal dan berhasil membuat kesepakatan dengan pemerintah Polandia yang memungkinkan pembayaran dilakukan pada tahun-tahun berikutnya.

Melalui semua aktifitasnya, Hasan memiliki  kemampuan negosiasi yang luar biasa, dan juga tentang  dedikasinya terhadap upaya penataan terhadap perkembangan Indonesia. Membawa pulang kapal-kapal dari Gdansk adalah salah satu prestasi yang paling dibanggakannya pada Juni 1960.

Hasan, seperti banyak orang dalam generasi pertama Indonesia merdeka, sedang naik daun. Meski kekayaannya bertambah dan posisinya di masyarakat Jakarta semakin tinggi, dia tidak pernah kehilangan sentuhan kemanusiaannya atau kasih sayangnya bagi mereka yang membutuhkan.

Hasan adalah contoh banyak hal bagi banyak orang. Dia sama nyamannya di koridor kekuasaan seperti di gang-gang dan gudang-gudang kampung. Dia sama mudahnya bergaul dengan politisi di istana seperti dengan pedagang kaki lima di jalan

Dia tampak hidup dalam beberapa dunia sekaligus, sambil melintasi batasan dan selalu membuka pintu untuk orang lain, melihat melampaui kepentingannya sendiri untuk menyediakan bagi mereka yang kurang beruntung.

Bahkan  tahun 1964, setelah dua periode di parlemen, Hasan menarik perhatian Presiden Soekarno dan diangkat sebagai Menteri Negara Pendapatan, Pengeluaran, dan Pengawasan (Kepres No. 141 1964), menjadi menteri, pada usia 39 tahun, adalah menteri termuda dalam kabinet Soekarno.

Dengan latar belakang bisnis, Hasan membawa ide-ide segar dan dinamisme muda ke dalam kabinet, membantu pemerintah melakukan beberapa perubahan penting, terutama dalam pendidikan keuangan publik tingkat tinggi dan reformasi pajak.

Menurut keterangannya “Bung Karno menyukai orang-orang dinamis.” Laporan kepada menteri tersebut adalah direktorat-direktorat berikut: Keuangan, bea cukai, akuntansi, pajak pendapatan, pajak sumber daya alam, perjalanan, asuransi, dan badan lelang negara.

Ada tiga kementerian ekonomi lainnya di tingkat yang sama, yaitu Kementerian Kegiatan Bank Sentral, Kementerian Anggaran Nasional, dan Kementerian Pengawasan Bank dan Modal Swasta.

Ketika Belanda meninggalkan Indonesia, mereka meninggalkan kekosongan dalam keahlian keuangan dan kekurangan akuntan publik. Hasan diberi tugas untuk menyelamatkan defisit anggaran yang besar dengan meningkatkan pendapatan negara. Dia segera bekerja keras menaikkan standar dan merombak sistem lama.

Hasan menjadi contoh luar biasa dari seseorang yang memulai dari bawah, bermimpi besar, dan melalui ketekunan serta keterampilan, mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan Indonesia, tetap setia pada nilai-nilai kemanusiaan dan semangat pelayanan publik yang dia junjung tinggi.

Perjalanan politiknya, dari seorang pendatang baru hingga menjadi menteri penting, menunjukkan bahwa dengan tekat dan visi, seseorang dapat membuat perbedaan besar bagi negaranya.

Semangat yang dimiliki Hasan inilah juga diharapkan tumbuh dalam dunia catur untuk mengejar prestasi dunia. Upaya memenuhi cita – citanya yang mulia, maka keluarga besarnya siap membantu para pecatur Indonesia berprestasi dunia melalui “Kejuaraan Catur Yunior H.M Hasan Cup” yang  digelar mulai dasar hingga internasional. (Warso)

Related posts