JAKARTA (Suara Karya): Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, menilai sejumlah aksi teror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, tidak akan terlalu memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kejadian tersebut sangat disesalkan terjadi. Saya percaya masyarakat di Indonesia sudah matang dan hal itu tidak akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang kami prediksikan memang akan terjadi peningkatan,” kata Rino usai temu media di Jakarta, Senin (14/5).
Rino menilai aksi teror tersebut tidak akan menimbulkan kemunduran (setback). Ia juga optimistis terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang baik.
“Bagi para pelaku usaha, harus ‘resilient’ terhadap ini,” kata dia.
Sebelumnya, beberapa ledakan terjadi di Surabaya, Minggu (13/5) pagi, yaitu di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Raya Arjuna.
Kemudian pada Senin (14/5) pagi, sekitar pukul 08.50 WIB, terjadi ledakan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur.
Rino menyebutkan bahwa Standard Chartered memiliki tiga cabang di Surabaya dan semuanya masih tetap melayani nasabah.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia, Bambang Simarno mengatakan bahwa pihaknya masih akan terus memonitor kondisi keamanan di Surabaya.
“Sejak ada kejadian, kami memastikan tiga cabang masih beroperasi normal dan nmelayani nasabah. Kami juga akan terus memonitor situasi,” kata Bambang. (Bayu Legianto)